• Update Pasar: Saham Indonesia & Rupiah Menguat pada Hari Jumat

    Nilai saham Indonesia dan rupiah menguat pada hari perdagangan terakhir karena didukung oleh kenaikan sedang dari sejumlah indeks di Wall Street pada hari Kamis (07/05), yang sangat kontras dengan penjualan besar-besaran yang terjadi sehari sebelumnya setelah pimpinan Federal Reserve Janet Yellen menyatakan bahwa harga saham-saham Amerika Serikat (AS) mungkin dihargaii secara berlebihan. Sementara itu, data perdagangan yang lemah dari Republik Rakyat Tionghoa (RRT) mungkin akan mendorong para pembuat kebijakan RRT untuk menyediakan lebih banyak stimulus. Indeks Harga Saham Gabungan naik 0,62% menjadi 5.182,21 poin pada hari Jumat (08/05).

    Lanjut baca ›

  • Bagaimana dengan Ekonomi Indonesia di 2015?

    Setelah kecewa melihat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang hanya 4,71% pada basis year-on-year (y/y) di kuartal 1 tahun 2015, para investor merasa kuatir dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada sisa tahun ini. Pertumbuhan PDB yang lemah disebabkan oleh lemahnya performa ekspor (akibat lambatnya perekonomian global dan rendahnya harga-harga komoditi), tingkat suku bunga Indonesia yang tinggi (mengurangi daya beli masyarakat dan expansi bisnis oleh perusahaan lokal), dan lambatnya belanja pemerintah.

    Lanjut baca ›

  • Why Did Indonesian Stocks and Rupiah Weaken Today?

    The Indonesian rupiah depreciated sharply, while the country’s stocks fell. According to the Bloomberg Dollar Index, Indonesia’s currency depreciated 0.86 percent to IDR 13,148 per US dollar on Thursday (07/05). This performance was in line with the performance of other Asian currencies. Of the 11 Asian currencies that are followed by Bloomberg, only Japan’s yen appreciated against the US dollar. The Indian rupee was the worst performer today, weakening 1.06 percent against the greenback.

    Lanjut baca ›

  • Ghana & Indonesia’s Poor Cocoa Production Leads to Global Shortage

    Chances of chocolate-based candy or food products becoming more expensive in the near future have grown due to the weak harvest in Ghana, the world’s second-largest cocoa producer. Most likely, the country will fail to fulfill sales contracts hence leading to higher global cocoa prices. In New York and London cocoa futures jumped roughly seven percent in recent weeks. Meanwhile, Indonesian cocoa exports declined 56 percent (y/y) in April 2015. The main cocoa producing regions have been struggling with bad weather and diseases.

    Lanjut baca ›