• Apindo: Indonesia Mungkin Mengalami Pertumbuhan Ekonomi 5.5% di 2016

    Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,5% pada basis year-on-year (y/y) di 2016, angka yang lebih tinggi dari proyeksi yang ditetapkan Pemerintah Pusat dan bank sentral. Optimisme Apindo berdasarkan pada prediksi bahwa investasi publik dan swasta akan meningkat tahun depan karena iklim investasi yang membaik di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini, yang disebabkan oleh serangkaian paket stimulus ekonomi yang diumumkan Pemerintah di beberapa bulan terakhir dan juga stabilitas politik dan sosial.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Secara Tak Terduga Mencatat Defisit Perdagangan pada November 2015

    Indonesia mencatat defisit perdagangan yang tak terduga sebesar 346,4 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada November 2015 menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Selasa (15/12). Ini adalah defisit perdagangan bulanan pertama di Indonesia di tahun 2015 karena ekspor turun lebih cepat - sedangkan impor menurun lebih lambat - dari yang diperkirakan. Ekspor Indonesia turun 17,6% pada basis year-on-year (y/y) menjadi 11,16 miliar dollar AS pada bulan November, sedangkan impor menurun 18,0% (y/y) menjadi 11,51 miliar dollar AS. Defisit terjadi baik di saldo sektor minyak & gas (migas) maupun non-migas.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Terfokus pada Energi Terbarukan, Bukan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

    Indonesia kemungkinan besar akan membatalkan rencananya untuk mengembangkan empat pabrik nuklir (dengan kapasitas gabungan 6 GW) pada tahun 2025. Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, baru-baru ini mengatakan ada banyak alternatif - khususnya energi terbarukan - di Indonesia untuk memenuhi target pemerintah meningkatkan kapasitas daya sebesar 136,7 GW pada tahun 2025 dan 430 GW pada tahun 2050. Tenaga nuklir kontroversial karena risiko kesehatan, kerusakan lingkungan dan proliferasi nuklir (bila digunakan sebagai senjata). Bencana nuklir di Jepang pada tahun 2011 menyoroti risiko menggunakan tenaga nuklir.

    Lanjut baca ›

  • Perusahaan Indonesia: Update Performa Malindo Feedmill

    Prospek Malindo Feedmill, salah satu produsen pakan ternak terbesar di Indonesia, telah menjadi lebih menarik setelah masuknya dana segar (Rp 537 miliar) melalui rights issue perusahaan ini dan harapan membaiknya kondisi industri peternakan ayam nasional. Malindo Feedmill akan menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar hutang mereka yang berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) kepada Bank Central Asia (BCA) dan Bank CIMB Niaga. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan ini, perusahaan memiliki total utang Rp 2,2 triliun pada kuartal ketiga tahun 2015.

    Lanjut baca ›