Pembayaran hutang merupakan hal yang positif karena akan menurunkan rasio hutang Malindo Feedmill dari sekitar 197% pada kuartal 3 tahun 2015 ke cakupan 71%-81%. Hal ini akan memberikan efek positif pada penilaian perusahaan. Selanjutnya, pembayaran hutang bermata uang dollar AS membuat rasio hutang Malindo Feedmill sejalan dengan rasio hutang perusahaan lain yang aktif di sektor yang sama.

Industri peternakan ayam di Indonesia telah mulai pulih, terbukti dengan harga yang lebih tinggi dari harga penjualan anak ayam umur sehari (day old chicks/DOC). Harga rata-rata DOC naik dari Rp 3.921 pada bulan Oktober-November menjadi Rp 5.500 pada awal Desember. Kenaikan harga ini dimungkinkan karena permintaan Pemerintah kepada 13 perusahaan ternak Indonesia untuk mengurangi induk ayam sebanyak enam juta ekor, sehingga mengurangi pasokan daging ayam. Selain itu, pemerintah mengurangi impor induk ayam menjadi 665.000 ekor ayam pada tahun 2015 setelah impor tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Kinerja Saham Malindo Feedmill - MAIN:

Faktor positif lainnya adalah keputusan Malindo Feedmill untuk membatasi belanja modal (ini akan mempercepat pemulihan angka keuntungan perusahaan). Kenaikan harga jagung dan kedelai, yang hanya sedikit juga memberi dampak baik pada margin keuntungan perusahaan.

Mengenai prospek jangka panjang, Malindo Feedmill memiliki banyak ruang untuk bertumbuh karena konsumsi daging ayam di Indonesia masih relatif rendah pada 12 kilogram per kapita per tahun, jauh di bawah angka 38 kilogram per kapita di Malaysia.

Proyeksi Ikhtisar Keuangan Malindo Feedmill:

       2013      2014     2015F     2016F     2017F
Penjualan Bersih   4,193.1   4,502.1   4,647.0   5,224.0   5,917.0
EBITDA     573.3     142.7     319.7     473.1     594.8
Laba Bersih (rugi)
    241.2    (84.6)    (36.6)     120.1     206.1
P/E Ratio (x)       7.3       -       -      23.5     15.2
P/BV (x)      2.72      2.30      1.97      1.83      1.66

dalam Rp milyar kecuali dinyatakan lain
Sumber: CIMB Securities

Bahas