Rupiah yang lemah membuat ekspor Indonesia lebih kompetitif, sementara impor menjadi relatif mahal. Ini seharusnya memberikan dampak positif pada neraca perdagangan negara. Neraca transaksi berjalan Indonesia telah menunjukkan defisit struktural sejak akhir 2011 dan karenanya mengurangi kepercayaan para investor pada fundamental keuangan Indonesia. Neraca transaksi berjalan mencakup perdagangan barang, jasa, pariwisata dan keuntungan-keuntungan dari investasi-investasi Indonesia di negara-negara lain. Sebuah defisit menandakan bahwa Indonesia bergantung pada masuknya modal dari pihak asing dan karenanya membuat negara ini rentan pada capital outflows pada masa-masa guncangan global. Pada tahun 2014, Indonesia memiliki defisit transaksi berjalan sebesar 2,95% dari produk domestik bruto (PDB). Bank Indonesia memperkirakan bahwa defisit ini akan semakin bertambah menjadi 3% dari PDB di tahun ini.

Terlebih lagi, pada pertengahan Februari, bank sentral secara mengejutkan memotong suku bunga pinjamannya yang menjadi acuan (BI rate) sebanyak 25 basis poin menjadi 7,50%. Dikombinasikan dengan momentum penguatan dollar di bulan-bulan terakhir ini (terjadi karena membaiknya perekonomian AS dan kebijakan pengetatan moneter yang dilakukukan atau akan dilakukan oleh Federal Reserve), hal ini menyebabkan dampak negatif pada nilai tukar rupiah. Rupiah adalah salah satu mata uang dengan performa terlemah di antara mata uang negara-negara berkembang Asia lainnya (terhadap dollar AS) pada tahun ini. Pada awal minggu ini, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan bahwa trend pelemahan nilai rupiah logis terjadi karena dollar AS menguat terhadap semua mata uang dan karenanya rupiah diduga akan terus melanjutkan trend melemah.

Sinyal-sinyal dari bank sentral ini mengurangi dampak positif dari pernyataan gubernur bank sentral AS Janet Yellen yang mengatakan di depan Komite Perbankan Senat AS pada hari Selasa (24/02) bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga pinjamannya. Ini segera menyebabkan spekulasi bahwa suku bunga pinjaman AS tidak akan dinaikkan sebelum musim panas dan karenanya meningkatkan minat pada aset-aset negara berkembang, termasuk saham-saham Indonesia dan rupiah.

Nilai tukar rupiah yang menjadi acuan dari BI (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) menurun 0,01% menjadi Rp 12,863 per dollar AS pada hari Jumat (27/02).

Rupiah Indonesia versus Dollar AS:

| Source: Bank Indonesia

Sementara itu, nilai saham-saham Indonesia sedikit menurun pada perdagangan hari Jumat (27/02). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun 0,02% menjadi 5.450,29 poin.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG):

Bahas