Secara keseluruhan, paket kebijakan ekonomi Indonesia bertujuan untuk mendongkrak perekonomian domestik dengan meningkatkan investasi sambil mengamankan stabilitas rupiah.

Setelah program bahan bakar bersubsidi yang telah berumur beberapa dekade dihapuskan di Januari 2015 oleh Presiden Indonesia Joko Widodo, inflasi tetap tinggi di pertengahan pertama tahun 2015 karena harga minyak mentah global telah agak pulih (inflasi Indonesia sudah tinggi sebelum penghapusan subsidi premium karena dua kali kenaikan harga bahan bakar bersubsidi yang terjadi di Juni 2013 dan November 2014). Kombinasi inflasi tinggi, perlambatan pertumbuhan ekonomi, harga-harga komoditi yang rendah dan suku bunga acuan bank sentral yang tinggi (dengan BI rate pada 7,50%) menyebabkan pengurangan daya beli masyarakat.

Pada Januari 2015, subsidi bensin dihapuskan sama sekali sementara subsidi untuk diesel ditetapkan pada Rp 1.000 per liter dalam rangka membebaskan dana (sekitar Rp 230 triliun) untuk pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan. Kendati begitu, karena halangan-halangan birokrasi sebagian besar dana ini tetap tidak digunakan.

Sementara itu, rupiah yang telah sangat melemah (yang melemah sekitar 18% terhadap dollar AS sejauh ini di tahun 2015) menyebabkan inflasi impor. Industri manufaktur Indonesia mengalami kenaikan harga bahan-bahan mentah impor sementara permintaan (domestik dan asing) untuk hasil produksi manufaktur menurun. Hal ini membawa kepada kelanjutan pengurangan pekerja di bulan September. Menurut data dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPSI), lebih dari 62.000 orang telah kehilangan pekerjaan mereka di sembilan bulan pertama tahun 2015, angka yang menguatirkan. Kemarin (01/10), diumumkan bahwa Nikkei/Markit manufacturing purchasing managers' index (PMI) Indonesia berkontraksi untuk bulan ke-12 secara beruntun pada 47,4 di bulan September (dari 48,4 di bulan sebelumnya). Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi terutama di sektor tembakau, makanan dan minuman, tekstil, alas kaki, elektronik dan pertambangan. Oleh karena itu, KSPSI meminta kebijakan-kebijakan yang menggebrak dari Pemerintah.

Nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) melemah 0,38% menjadi Rp 14.709 per dollar AS pada hari Jumat (02/10).

Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):

| Source: Bank Indonesia

Lanjut Baca:

Economic Policy Package Indonesia: What are the Stimulus Measures?
 Economic Policy Package Indonesia: Bonded Zones & Import Tax Cut
 Policy Package Bank Indonesia to Safeguard Rupiah Stability & Enhance Management

Bahas