Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Bambang Brodjonegoro

  • Asumsi Ekonomi Indonesia: PDB, Rupiah, Ekspor, Minyak & Gas

    Pihak berwenang Indonesia, yaitu Pemerintah dan bank sentral (Bank Indonesia), mengumumkan sejumlah asumsi makroekonomi yang direvisi untuk 2015 dan 2016. Mungkin yang paling penting adalah bahwa asumsi pertumbuhan perekonomian Indonesia di 2016 telah diturun pada cakupan 5,5-6,0% pada basis year-on-year (y/y), turun dari asumsi sebelumnya yaitu 5,8-6,2% (y/y). Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro juga menyatakan bahwa Pemerintah akan mengasumsikan rupiah pada Rp 13.000-13.400 per dollar Amerika Serikat (AS) untuk tahun 2016.

    Lanjut baca ›

  • Boosting Indonesia’s Economic Growth: Luxury Goods Tax & Lending Rates

    Next week Indonesian authorities start to exempt various goods from the country’s luxury tax in an effort to boost consumption in Indonesia’s slowing economy. Today (12/06), Indonesian Finance Minister Bambang Brodjonegoro said that the government aims to boost Indonesians’ purchasing power, industrial growth and to reduce consumers’ tendency to purchase goods abroad by scrapping the luxury goods sales tax for various products. Secondly, Indonesia will halve lending rates for some small businesses.

    Lanjut baca ›

  • Minister Brodjonegoro: Economy of Indonesia is Facing Four Risks

    In a meeting with Commission XI of Indonesia’s House of Representatives (DPR), Indonesian Finance Minister Bambang Brodjonegoro stated that the economy of Indonesia is currently facing four global risks. These four risks are low international commodity prices, China’s slowing economic expansion, the Greek debt crisis in the Eurozone and, lastly, further monetary tightening to be conducted by the US Federal Reserve. These issues are not new and have already contributed to slowing economic growth in Indonesia.

    Lanjut baca ›

  • Batasan Tidak Kena Pajak untuk Pajak Penghasilan Perorangan di Indonesia Dinaikkan?

    Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan Indonesia, mengumumkan pada hari Rabu (27/05) bahwa Pemerintah Indonesia mungkin menaikkan batasan tidak kena pajak - yang membedakan antara penghasilan perorangan yang kena pajak dan tidak kena pajak - sebanyak hampir 50%. Meskipun tindakan ini akan mengimplikasikan pendapatan pajak yang lebih rendah untuk Pemerintah, ini akan memperkuat daya beli masyarakat Indonesia dan bisa agak mendongkrak aktivitas perekonomian di sebuah perekonomian yang dibebani oleh perlambatan pertumbuhan perekonomian sejak 2011.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Akan Menjadi Co-Founder Bank Infrastruktur Investasi Syariah

    Indonesia siap menjadi co-founder bank infrastruktur syariah lintas batas bersama dengan Turki dan Islamic Development Bank (IDB) yang berbasis di Saudi, salah satu organisasi pemberi pinjaman multilateral. Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa Indonesia akan berkontribusi lebih dari 300 juta dollar AS sebagai modal awal untuk pendirian bank baru, bernama Islamic Investment Infrastructure Bank (IIIB), yang bertujuan untuk mendongkrak pembangunan infrastruktur di berbagai negara.

    Lanjut baca ›

  • Corporate Tax Indonesia Not to Be Cut Before 2016

    On Monday (11/05) it was reported - quoting an Indonesian tax official - that Indonesian President Joko Widodo had already ordered to cut the country’s corporate tax rate from 25 percent currently to below 18 percent in a bid to attract more investment and to make Indonesia’s business environment more competitive (for example, Singapore’s corporate tax is currently 17 percent). One day later, however, Finance Minister Bambang Brodjonegoro stated that, if the corporate tax is to be revised, it will be next year at the earliest.

    Lanjut baca ›

  • Update Mata Uang Indonesia: Rupiah Menguat, Dollar Amerika Melemah

    Nilai tukar rupiah mengawali minggu ini dengan posisi kuat karena dollar Amerika Serikat (AS) melemah akibat ketidakjelasan mengenai waktu kenaikan suku bunga AS. Kontras dengan dugaan awal, meeting Federal Reserve yang terakhir (diadakan 17-18 Maret) mengindikasikan bahwa belum akan ada kenaikan suku bunga dalam waktu singkat di negara dengan ekonomi terbesar. Hal ini mendorong meningkatnya minat untuk aset-aset pasar negara berkembang. Apalagi, Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia berjanji akan menjaga stabilitas rupiah.

    Lanjut baca ›

  • Analisis Rupiah dan Saham Indonesia: Volatilitas Pasar yang Tinggi

    Pemerintah Indonesia meneruskan perjuangan mereka untuk meringankan kekuatiran masyarakat tentang dampak dari rupiah yang lemah pada perekonomian Indonesia. Bahkan, Pemerintah menekankan bahwa rupiah yang lemah akan berdampak positif pada neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan karena produk-produk ekspor Indonesia menjadi lebih kompetitif. Selama satu minggu ini, rupiah melemah 1% terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sejak awal 2015, rupiah telah jatuh 4,4% terhadap dollar AS, karenanya menjadi salah satu mata uang di negara-negara berkembang Asia dengan performa terburuk di tahun ini.

    Lanjut baca ›

  • Update Rupiah: Pemerintah Indonesia Mengatakan ‘Tidak Perlu Kuatir’

    Ketika nilai tukar rupiah jatuh di bawah batasan yang menguatirkan yaitu Rp 13,000 per dollar Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (05/03), baik Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa tidak perlu panik karena performa rupiah terhadap dollar AS masih sejalan dengan performa mata uang-mata uang lain terhadap dollar AS. Berdasarkan pada Bloomberg Dollar Index, nilai rupiah telah melemah 0,28% menjadi Rp 13,028 pada pukul 13:35 Waktu Indonesia Barat (WIB).

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Conference Fitch Ratings: “An Agenda for Change”

    International credit rating agency Fitch Ratings will host its annual Indonesia conference, with the theme “An Agenda for Change”, on Thursday 5 March 2015. This year’s theme refers to the ongoing process of reform amid political, economic and social challenges in Southeast Asia’s largest economy. High government officials, leading economists and investors will take part in this conference. For example, Indonesian Finance Minister Bambang Brodjonegoro is scheduled to make the opening keynote speech.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Bambang Brodjonegoro

  • Paket Kebijakan Ekonomi Kedua Indonesia

    Pemerintah Indonesia mengumumkan paket kebijakan ekonomi September yang kedua pada hari Selasa (29/09). Paket ini diperkenalkan dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mendukung rupiah yang lemah. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah melambat menjadi level terendah dalam enam tahun terakhir pada 4,67% pada basis year-on-year (y/y) di kuartal 2 tahun 2015, sementara rupiah telah melemah ke level terendah dalam 17 tahun terakhir terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Capital outflows dari Indonesia adalah akibat dari pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS), rendahnya harga-harga komoditi dan lambatnya pertumbuhan ekonomi global (terutama karena penurunan pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok).

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Pemegang Saham Terbesar ke-8 di Asian Infrastructure Investment Bank

    Indonesia adalah pemegang saham terbesar ke-8 di Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang baru saja didirikan. Kementerian Keuangan Indonesia mengumumkan di awal minggu ini bahwa Indonesia akan menginvestasikan 672,1 juta dollar AS di AIIB selama lima tahun ke depan. AIIB adalah sebuah lembaga keuangan multilateral yang baru (dipelopori oleh Republik Rakyat Tiongkok) yang menyediakan dana untuk proyek pembangunan infrastruktur di wilayah Asia Pasifik.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Government Revises Luxury Goods Tax to Boost Consumption

    In an attempt to boost the sluggish domestic economy by persuading Indonesian consumers to spend more, the central government of Indonesia will exempt several products from the luxury goods sales tax. By law, Indonesia has a tax (ranging between 10 and 50 percent) on goods that are categorized as luxury goods. These products include household items such as televisions, electronics, furniture, refrigerators, washing machines, water heaters as well as cars, motorcycles and property.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Rupiah Exchange Rate Rebounds from Six-Year Low

    Contrary to the previous trading day, most emerging Asian currencies strengthened against the US dollar on Tuesday (09/12) supported by the yen’s advance as falling oil prices dented risk appetite. Based on the Bloomberg Dollar Index, Indonesia’s rupiah appreciated 0.47 percent to IDR 12,331 per US dollar today. Despite local firms’ increased US dollar demand to settle debt before the year-end, market participants were happy to learn that Indonesia’s central bank is active in the foreign exchange market to guard the currency.

    Lanjut baca ›

  • Macroeconomic Stability Indonesia: Inflation and GDP Update

    The Governor of Indonesia’s central bank, Agus Martowardojo, said that he expects inflation to accelerate to 6.1 percent year-on-year (y/y) in November 2014, significantly up from 4.83 percent y/y in the previous month. Accelerated inflation is caused by the multiplier effect triggered by the recent subsidized fuel price hike in Southeast Asia’s largest economy. On 18 November 2014, the government introduced higher prices for subsidized fuels in a bid to reallocate public spending from fuel consumption to structural development.

    Lanjut baca ›

  • What are Joko Widodo's Economic & Social Development Targets?

    Last week, Indonesian President Joko Widodo introduced higher subsidized fuel prices in Southeast Asia’s largest economy in a bid to shift generous public spending from fuel consumption to productive and structural economic and social development. Prices of subsidized low-octane gasoline (premium) and diesel (solar) were raised by over 30 percent, or IDR 2,000 (USD $0.17) per liter, starting from 00:00 on Tuesday (18/11). Widodo aims to reallocate these funds to infrastructure, social welfare and the maritime sector.

    Lanjut baca ›

  • Joko Widodo’s Mission to Enhance Tax Collection in Indonesia

    One strategy of Indonesian President Joko Widodo to generate more state revenues in order to enhance investments in social and economic development of Indonesia is by improving the country’s tax collection system. As the middle class as well as number of companies that are active in Indonesia has risen rapidly in recent years, it is disappointing that tax collection targets are rarely met in Southeast Asia’s largest economy: tax compliance is low, while corruption among civil servants (tax collectors) remains a structural problem.

    Lanjut baca ›

  • Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebesar 5.2-5.3% pada Tahun 2014

    Pemerintah mengakui sulit mengejar target pertumbuhan yang ditetapkan dalam APBN-P 2014 yakni sebesar 5.5 persen. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro bahkan memperkirakan Indonesia harus bekerja keras mengejar pertumbuhan di level 5.3 persen. “Kita mencoba realistis. Mudah-mudahan di semester II bisa memperbaiki jadi sedikit bisa ke 5.3 persen. Outlook range kami di 5.2-5.3 persen,” tutur Bambang, pekan ini.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's Current Account Deficit Expected to Ease Further in Q1-2014

    The current account deficit of Indonesia is expected to ease further in the first quarter of 2014 due to a possible slowdown of imports according to Deputy Finance Minister Bambang Brodjonegoro. This slowdown is estimated to be caused by the implementation of Indonesia's higher income tax on the import of durable consumer goods, effective from January 2014. However, the deficit will not ease markedly from the USD $4 billion deficit (equivalent to 1.98 percent of the country's gross domestic product) recorded in the fourth quarter of 2013.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's New Fiscal Policy Packages for Financial Stability Expected Soon

    The government of Indonesia will release two additional fiscal policy packages at the end of November or start of December that both aim to heal Indonesia's current account deficit. The two packages constitute follow ups of the policy package that was released in August 2013. Previously, deputy minister of Finance, Bambang Brodjonegoro, announced that an additional package would be released in October. However, it turned out that the government needed some more time to prepare the two additional packages.

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag