Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Rupiah Exchange Rate

  • Indonesia’s Foreign Exchange Reserve’s Continue to Decline

    Indonesia’s foreign exchange reserves fell USD $2.8 billion to USD $108.0 billion at the end of June 2015 (from USD $110.8 billion one month earlier). This fall was caused by foreign debt repayment and the use of foreign exchange to stabilize the rupiah exchange rate. Due to external pressures (particularly looming further monetary tightening in the USA this year and the possible Greek exit from the euro), the rupiah is the worst performing Asian currency tracked by Bloomberg so far in 2015, weakening about 7 percent against the US dollar.

    Lanjut baca ›

  • Effects of Possible Greek Exit from Euro on Indonesia’s Economy

    Agus Martowardojo, Governor of Indonesia’s central bank (Bank Indonesia), predicts that the current economic turmoil in the Eurozone, caused by the Greek debt crisis, will impact on the stability of developing countries, including Indonesia. Although in terms of both trade and investment there should not be a real impact originating from Greek turmoil, the perception of macroeconomic stability will be somewhat hit on the back of global uncertainty. In line with most markets, Indonesian stocks and the rupiah weakened on Monday (06/07).

    Lanjut baca ›

  • Saham & Rupiah Indonesia Melemah karena Hasil Referendum Yunani

    Seperti yang telah diprediksi saham-saham Indonesia dan juga rupiah melemah pada pembukaan perdagangan di hari Senin pagi (06/07). Performa ini sejalan dengan arah pasar-pasar lain di Asia. Alasan utama di balik performa ini adalah hasil dari referendum Yunani, diadakan pada hari Minggu (05/07), yang menunjukkan bahwa para pemilih Yunani sangat menolak rencana-rencana reformasi yang dituntut oleh para kreditor internasionalnya. Ini secara serius membahayakan masa depan Yunani di zona euro.

    Lanjut baca ›

  • Peraturan Bank Indonesia ‘Kewajiban Penggunaan Rupiah’ Mulai Berlaku

    Pada 1 Juli 2015, Peraturan Bank Indonesia No. 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Negara Kesatuan Republik Indonesia mulai berlaku. Peraturan BI ini, ditandatangani pada 31 Maret 2015, melarang penggunaan mata uang asing dalam transaksi di Indonesia dalam rangka memperdalam pasar domestik rupiah, menstabilkan rupiah (yang telah melemah terhadap dollar AS), dan mendorong ekspansi perekonomian. Undang-Undang sebelumnya (UU No. 7/2011) mengizinkan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak untuk membuat kesepakatan menggunakan mata uang lainnya (bukan rupiah) untuk pembayaran.

    Lanjut baca ›

  • Eric Sugandi: Rupiah Indonesia Mungkin Akan Sentuh Rp 13.900 per Dollar AS

    Eric Sugandi, Chief Economist dari Standard Chartered Bank, memprediksi bahwa rupiah akan melemah menjadi Rp 13.900 per dollar Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun ini dari Rp 13.339 pada hari ini (29/06) karena dampak dari momentum bullish dollar AS menjelang pengetatan moneter di AS dan ancaman keluarnya Yunani dari zona euro. Sebenarnya, ini adalah prognosa konservatif. Apabila bank sentral Indonesia tidak meningkatkan suku bunga acuannya (BI rate), sekarang pada 7,50%, tekanan terhadap rupiah mungkin akan meningkat nyata secara lebih lanjut.

    Lanjut baca ›

  • Ancaman Keluarnya Yunani dari Zona Euro: Aset Indonesia Relatif Stabil

    Meskipun Indonesia dianggap sebagai salah satu perekonomian Asia yang sangat rentah terhadap keluarnya Yunani dari zona euro (Greek exit/Grexit), saham dan rupiah Indonesia tidak melemah sebanyak aset-aset pasar negara berkembang lainnya pada hari Senin (29/06), hari perdagangan pertama setelah hancurnya pembicaraan antara Yunani, yang dibebani banyak hutang, dengan para kreditor internasionalnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 0,82% menjadi 4.882,59 poin sementara rupiah melemah 0,24% menjadi Rp 13.339 per dollar AS (Indeks Bloomberg).

    Lanjut baca ›

  • Saham Indonesia & Rupiah Diprediksi Merasakan Tekanan Berat Hari Ini

    Saham Indonesia diprediksi merasakan tekanan turun yang berat pada hari Senin (29/06) karena pembicaraan yang terhenti antara Yunani yang terbeban hutang dengan para kreditor internasionalnya. Transaksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum dibuka namun pasar-pasar Asia yang lain segera jatuh setelah pembukaan. Indeks Nikkei 225 dari Jepang turun 2,28% sementara yen menguat (para investor sedang mengejar aset-aset yang aman), sementara KOSPI dari Korea Selatan jatuh 1,5%. Nilai euro sangat menurun dalam perdagangan Asia.

    Lanjut baca ›

  • Stock Market Update: Indonesia Climbs, Global Markets Down on Greece

    Most stock indices across the world continued to fall on Friday (26/06) on heightened concern that debt-ridden Greece will fail to reach an agreement with its international creditors. The deal is necessary for Greece to obtain bailout funds in order to avoid a default on its debt to the International Monetary Fund (IMF) due on 30 June 2015. A default could mean a Greek exit (Grexit) from the Eurozone and jeopardizes stability of the whole financial system of the region. Talks between both sides will continue into the weekend.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah Fall on Stalemate between Greece & Creditors

    As Greece and its international creditors have failed to reach an agreement (yet) regarding the disbursement of crucial bailout funds for the debt payment of debt-ridden Greece to the International Monetary Fund (IMF) later this month, most Asian stocks fell on Thursday (25/06) in cautious trading. Indonesia’s benchmark stock index (Jakarta Composite Index) fell 0.68 percent to 4,920.04 points, while the rupiah depreciated 0.20 percent to IDR 13,328 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

  • Indeks Harga Saham Gabungan Kembali Melawan Optimisme Global

    Pada hari Selasa (23/06) indeks-indeks saham Asia meningkatkan keuntungan berkat optimisme bahwa Yunani yang sedang dibebani hutang tidak akan gagal melakukan pembayaran hutang dan tetap menjadi anggota Uni Eropa. Sekalipun para pemimpin Uni Eropa mengingatkan bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan sebelum persetujuan bisa dicapai antara Yunani dan para kreditornya, pasar yakin bahwa tercapainya kesepakatan hanya masalah waktu. Kendati begitu, sama dengan keadaan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mengikuti optimisme global dan justru menurun 0,44% menjadi 4.937,65 poin.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Rupiah Exchange Rate

  • Searching for Financial Stability: Indonesia's BI Rate Policy Questioned

    On Thursday 12 December 2013, Indonesia's central bank (Bank Indonesia) announced that the country's benchmark interest rate (BI rate) remains unchanged at the level of 7.50 percent in December 2013. This announcement was a bit surprizing as about 80 percent of analysts expected Bank Indonesia to raise the BI rate in order to support the depreciating Indonesia rupiah exchange rate. Starting the year at IDR 9,670 per US dollar, the rupiah has fallen around 25 percent to IDR 12,081 per US dollar.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Rupiah Exchange Rate Today: Volatile Movement on Tuesday

    Throughout the morning, the Indonesia rupiah exchange rate showed volatile movement on Tuesday (10/12). In the Bloomberg Dollar Index, the currency was up 0.45 percent to IDR 11,920 per US dollar at 16:20:51 local Jakarta time. The rupiah's performance is volatile because negative sentiments are brought on by improving economic data from the USA, causing a strengthening US dollar, while positive market sentiments are brought on by the new fiscal policies that were announced by the Indonesian government.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Rupiah Exchange Rate: Fluctuating Performance on Monday

    After appreciating on Monday morning (09/12), the Indonesia rupiah exchange rate started to weaken against the US dollar in the afternoon. At 15:10:29 local Jakarta time, the rupiah stood at IDR 11,970 per US dollar in the Bloomberg Dollar Index, a 0.05 percent depreciation from the start of the day. The rupiah exchange rate is fluctuating due to positive sentiments caused by Indonesia's October trade surplus as well as China's low inflation and negative sentiments brought on by the looming end of the Federal Reserve's quantitative easing program.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Rupiah Exchange Rate: How Will Bank Indonesia Respond?

    In the morning of Thursday (05/12), Indonesia's rupiah exchange rate depreciated beyond the psychological level of IDR 12,000 per US dollar. In the Bloomberg Dollar Index, the rupiah fell 0.2 percent to IDR 12,011 as of 09:19:49. The main factor behind this decline is market participants' concerns about the end of the Federal Reserve's monthly USD $85 billion bond buying program. It is increasingly speculated that the winding down of this program will start sooner than expected.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's Jakarta Composite Index (IHSG) and Rupiah Continue Decline

    Indonesia's Jakarta Composite Index (IHSG) and Rupiah Continue Decline

    The continued presence of negative market sentiments made it impossible for Indonesia's Jakarta Composite Index (IHSG) to rebound. The looming end of the FED's quantitative easing program - which may be wound down sooner than expected - is a big cause for concern. The depreciating Indonesia rupiah exchange rate intensifies these concerns, particularly regarding companies that have exposure to volatile US dollar movements. Furthermore, investors are waiting for further US economic data as well as for Bank Indonesia's next meeting.

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag