Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini China

  • Indonesian Rupiah Analysis: Performance over the Past Week

    Over the past week the Indonesian rupiah depreciated 0.60 percent to IDR 12,941 per US dollar (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate). At the start of the week the rupiah experienced severe pressure as market participants were concerned about Indonesia’s slowing economic growth. However, in the second half of the week, Indonesia’s currency somewhat improved as the US dollar was negatively affected by weak US economic data. Based on the Bloomberg Dollar Index, the rupiah finished at IDR 12,922 per US dollar on Friday (24/04).

    Lanjut baca ›

  • Bank Dunia Memotong Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2015

    Di dalam Update Perekonomian Asia Timur dan Pasifik dari Bank Dunia, dirilis hari Senin (13/04), institusi yang bermarkas di Washington ini merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2% pada basis year-on-year (y/y) di 2015, menurun dari 5,6% di Update Bank Dunia sebelumnya. Penyebab utama penurunan proyeksi ini adalah performa ekspor Indonesia yang tetap lemah karena lambatnya perekonomian dunia, termasuk lemahnya permintaan dari Republik Rakyat Tionghoa (mitra dagang terbesar Indonesia). Sementara itu, konsumsi domestik Indonesia dibatasi tingkat suku bunga yang tinggi.

    Lanjut baca ›

  • Laporan Bank Dunia: Update Ekonomi Asia Pasifik Timur Terbaru

    Di edisi terbaru dari Update Perekonomian Asia Pasifik Timur, dirilis pada hari Senin (13 April 2015), Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara berkembang di Asia Timur & Republik Rakyat Tionghoa (RRT) menjadi 6,7% pada basis year-on-year (y/y) di 2015 dan 2016 dari asumsi awalnya yaitu pertumbuhan 6,9% (y/y) di 2015 dan 6,8% (y/y) di 2016. Alasan utama untuk menurunnya revisi adalah karena ketidakjelasan konteks perekonomian global, yang mencakup dampak dari ancaman kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan kenaikan nilai tukar dollar AS.

    Lanjut baca ›

  • Forget Short Term Turmoil, the Economic Rise of Asia has just Begun!

    Investors in Asian markets should not be overly concerned about slowing economic growth in China or bullish US dollar momentum ahead of higher US interest rates as economic growth rates in this region are still significantly higher than in other parts of the world. Thanks to a burgeoning middle class segment (which constitutes a strong consumer force), Asia has great prospects for the long-term. This is the message conveyed in the words of Christophe Palumbo, Senior Business Development Manager at Aberdeen Asset Management.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Market Update: Why Stocks Go Up but the Rupiah Goes Down?

    Indonesian stocks continued to climb strongly after the market opened on Tuesday (31/03). The country’s benchmark Jakarta Composite Index (IHSG) surged nearly one percent. Several external and internal factors are at play here. Firstly, the US Federal Reserve indicated over the past week that it may not raise its key interest rate too soon, leading to investors’ appetite for emerging market assets. Secondly, Chinese policymakers provided room for increased infrastructure spending and monetary stimulus.

    Lanjut baca ›

  • Update Minyak Sawit Indonesia: Prediksi Pesimistis Harga CPO

    Diperkirakan bahwa ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan hasil olahannya jatuh pada Februari 2015 karena permintaan yang lambat dari India dan Republik Rakyat Tionghoa (RRT), dua negara pengimpor minyak sawit terbesar di dunia. Ekspor juga menurun karena produksi kedelai dunia meningkat (minyak kedelai adalah bahan pengganti yang mirip dengan minyak sawit untuk digunakan sebagai bahan makanan dan biodiesel). Berdasarkan pada median dari enam penghasil minyak sawit, perkiraan para analis dan lembaga, pengiriman minyak sawit Indonesia (termasuk bungkil inti sawit) jatuh 6% pada basis month-to-month (m/m) menjadi 1,7 juta metrik ton di bulan Februari.

    Lanjut baca ›

  • Pendapatan Usaha Tambang Batubara Turun karena Harga Rendah

    Pendapatan perusahaan-perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara umum menurun pada 2014. Ini menjadi bukti bahwa industri batubara, yang merupakan bisnis yang menguntungkan pada tahun 2000an (hingga 2011), masih mengalami perlambatan karena masalah-masalah ekonomi global. Ekonomi global yang bergerak lambat menyebabkan permintaan yang rendah bagi komoditi-komoditi seperti batubara dan minyak sawit mentah (dua penghasil devisa penting di Indonesia). Perlambatan pertumbuhan ekonomi di Republik Rakyat Tionghoa (RRT) khususnya mengkhawatirkan.

    Lanjut baca ›

  • Update Saham & Rupiah Indonesia: Penguatan USD Melanda Pasar

    Saham-saham Indonesia dan nilai tukar rupiah kena dampak negatif dari penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (09/03) setelah rilisnya US payrolls yang lebih kuat dari prediksi sebelumnya dan karenanya memperkuat dugaan bahwa US Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pinjaman acuannya pada bulan Juni. Terlebih lagi, pada minggu lalu, Gubernur bank sentral AS Janet Yellen telah memberikan sinyal kepada Konggres AS bahwa bank sentral AS mungkin akan mengurangi 'patient stance'. IHSG jatuh 1,25% ke 5.445,84 poin pada sesi perdagangan pertama di hari Senin (09/03).

    Lanjut baca ›

  • Analisis Rupiah dan Saham Indonesia: Volatilitas Pasar yang Tinggi

    Pemerintah Indonesia meneruskan perjuangan mereka untuk meringankan kekuatiran masyarakat tentang dampak dari rupiah yang lemah pada perekonomian Indonesia. Bahkan, Pemerintah menekankan bahwa rupiah yang lemah akan berdampak positif pada neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan karena produk-produk ekspor Indonesia menjadi lebih kompetitif. Selama satu minggu ini, rupiah melemah 1% terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sejak awal 2015, rupiah telah jatuh 4,4% terhadap dollar AS, karenanya menjadi salah satu mata uang di negara-negara berkembang Asia dengan performa terburuk di tahun ini.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah Update: Flat Performance on Tuesday

    While most Southeast Asian stock markets and emerging Asian currencies strengthened on Tuesday (03/03) on the back of a rebounding yen and - contrary to expectation - the decision of the Reserve Bank of Australia (RBA) to leave its cash rate a record low of 2.25 percent, Indonesian stocks and the rupiah performed rather flat. The benchmark Jakarta Composite Index fell 0.06 percent to 5,474.62 points, while the Indonesian rupiah rate appreciated 0.01 percent to IDR 12,969 according to the Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru China

  • Losing its Momentum: the Indonesia Stock Exchange Falls 1.04 Percent

    After continuously reaching new record-high levels last week, the Indonesia Stock Exchange (IHSG) finally had to give up some of its gain and closed 1.04 percent lower. Declining Asian stock markets (excluding Japan's main index) and fears that the IHSG had already reached a (too) high level impacted on today's result. Market participants, who recently confirmed good corporate annual results of many companies by buying, now engaged in profit taking.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Palm Oil Companies Report Declining Net Profit

    Indonesian companies engaged in the production of a variety of agricultural products, such as palm oil, experienced a rather poor year in 2012 regarding net profit. Global economic turmoil has reduced the world's consumption of palm oil in both the developed markets and developing markets. In particular decreased demand from China, the world’s biggest buyer after India, made a negative impact on the balance sheets of Indonesian companies.

    Lanjut baca ›

  • Results of Italian Elections Turn Most Stock Indices Downwards

    On Tuesday's trading day, the Indonesia Stock Exchange (IHSG) was not able to maintain its record breaking upward movement. China's possible decision to limit credit growth in the property sector and the election in Italy contributed significantly to the decline of the IHSG. Moreover, it was influenced by poor openings of European stock markets. Investors thus decided to engage in profit taking, while waiting for further global developments.

    Lanjut baca ›

  • A Small Loss for the Indonesia Stock Exchange Despite Positive Global Sentiments

    After rallying for three days to try to end on a new resistance level, the Indonesia Stock Exchange (IHSG) finally had to retreat. As we suspected, the index weakened after its record high. Moreover, American and European indices were weak on Thursday, thus influencing the performance of the IHSG on Friday. Lastly, a number of Asian companies reported weak corporate reports that subsequently impacted on Asian stock indices, including the IHSG.

    Lanjut baca ›

Bisnis Terkait China