Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Infrastructure

  • IPO of Indonesia Pondasi Raya (Indopora) on the Indonesia Stock Exchange

    Construction firm Indonesia Pondasi Raya plans to conduct an initial public offering (IPO) on the Indonesia Stock Exchange in December 2015. The company, better known as Indopora, aims to raise around IDR 530 billion (approx. USD $39 million) by offering 303 million shares, or 15.1 percent of its paid-up capital, at a price ranging between IDR 1,280 and IDR 1,920 per share. This range is based on a price-to-earnings ratio of 8 to 12 times. Kurnia Salim, Head of Institutional Business at Yuanta Securities Indonesia, said Indopora is projected to collect IDR 333 billion (approx. USD $25 million) in net profit in 2016.

    Lanjut baca ›

  • Infrastructure Development Indonesia: Hotel Construction to Grow in 2016

    In line with rising tourism in Indonesia, the value of hotel construction in Southeast Asia's largest economy is expected to grow 16 percent to IDR 21 trillion (approx. USD $1.6 billion) in 2016. Most of the new projects - roughly 21 percent - are located in the Greater Jakarta area. Besides tapping the tourism potential, hotel developers also want to tap the business potential, meaning that due to expected accelerated economic growth in 2016, there will arrive more foreign businessmen in Indonesia to attend meetings and other activities, particularly as the ASEAN Economic Community comes online.

    Lanjut baca ›

  • Company Profile Semen Indonesia: Preparing to Accelerate Growth

    Sales of Semen Indonesia, Indonesia's leading cement producer, are expected to remain stagnant in 2015 despite recently rising cement demand due to the kick off of various government-led infrastructure projects. In the January-October 2015 period, the company's cement sales fell 2 percent compared to sales in the same period last year. On a positive note, Semen Indonesia's cement sales in October surged 10 percent to 2.7 million tons compared to the same month one year earlier. But with two months remaining it is not expected that the company's sales will significantly rise from last year's sales (26.6 million tons).

    Lanjut baca ›

  • Paket Stimulus Ekonomi Indonesia ke-7: Fokus pada Perekonomian Desa

    Pemerintah Indonesia saat ini mempersiapkan paket kebijakan ekonomi ke-7. Paket baru ini yang bertujuan untuk mendongkrak daya beli masyarakat dengan berfokus pada ekonomi desa. Paket ini akan memiliki dua pusat fokus utama: (1) menggunakan dana desa - dicairkan oleh Pemerintah Pusat - dengan lebih efektif, dan (2) memperbaiki logistik di level desa. Edy Putra Irawadi, Deputi Menteri Indonesia untuk Industri dan Perdagangan, mengatakan kebijakan-kebijakan baru ini akan mendongkrak daya beli masyarakat, terutama di level desa.

    Lanjut baca ›

  • Cement Sales in Indonesia Accelerate on Kick Off Infrastructure Projects

    According to the latest data from the Indonesian Cement Association (ASI), Indonesia's cement sales climbed 10.7 percent year-on-year (y/y) to 6.4 million tons in October 2015 as government-related infrastructure development has picked up in the second half of the year (cement sales only contracted on the island of Kalimantan in October). Cement sales are an interesting indicator as they provide valuable information about the country's household consumption and investment in property and infrastructure sectors.

    Lanjut baca ›

  • Paket Kebijakan Ekonomi Indonesia: Kawasan Berikat & Pemotongan Pajak Impor

    Paket kebijakan ekonomi kedua Indonesia di bulan September, diumumkan pada hari Selasa (29/09), menerima sambutan yang lebih hangat dari para pelaku pasar dibandingkan dengan yang pertama (diterbitkan pada 9 September), dibuktikan dengan rebound saham dan penguatan nilai tukar rupiah kemarin. Paket kebijakan terbaru Indonesia mencakup pemotongan pajak bunga untuk para eksportir, percepatan perizinan investasi untuk investasi di kompleks industri, dan pelonggaran pajak untuk impor barang-barang modal kompleks industri dan industri penerbangan.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Membatalkan Proyek Kereta Berkecepatan Tinggi Jakarta-Bandung

    Indonesia telah membatalkan pengembangan jalur kereta berkecepatan tinggi antara Ibukota Jakarta dan Bandung (Jawa Barat) karena Presiden Joko Widodo memutuskan bahwa Indonesia tidak membutuhkan sebuah kereta yang bisa mencapai kecepatan lebih dari 300 kilometer (km) per jam untuk rute yang relatif singkat (150 km) di antara kedua kota. Selain jarak yang pendek, juga akan ada sekitar 14 stasiun yang didirikan di antara dua stasiun terminal, mengimplikasikan bahwa kereta ini perlu direm berkali-kali sebelum bisa mencapai kecepatan maksimumnya.

    Lanjut baca ›

  • Menggunakan Obligasi Syariah untuk Mendongkrak Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

    Di tahun 2016, para investor akan dapat membeli obligasi syariah (dikenal sebagai sukuk) bernilai kira-kira Rp 13,7 triliun yang akan diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia. Jumlah ini hampir dua kali lipat jumlah obligasi syariah yang akan direncanakan untuk diterbitkan Pemerintah di tahun ini (Rp 7,14 triliun). Indonesia akan menggunakan hasil dari penjualan obligasi tahun depan untuk mendongkrak pembangunan infrastruktur negara ini (contohnya jalan, pelabuhan, pembangkit listrik, rel kereta, jembatan dan universitas-universitas Islam).

    Lanjut baca ›

  • Proyek Kereta Berkecepatan Tinggi Pertama di Indonesia: Pertarungan antara Cina dan Jepang

    Menurut rumor terbaru, pemerintah Indonesia cenderung memilih Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk mendirikan jalur kereta berkecepatan tinggi yang pertama di Indonesia yang akan menghubungkan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Bandung, ibukota Provinsi Jawa Barat. Selama beberapa minggu terakhir ‘pertarungan’ meningkat antara RRT dan Jepang mengenai pihak mana yang akan mendapatkan kontrak untuk mendirikan jalur kereta berkecepatan tinggi dan berprofil tinggi antara kedua kota (bernilai kira-kira 5 miliar dollar Amerika Serikat).

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Infrastructure

  • Infrastructure Development Indonesia: Gaining Momentum in 2016

    After having grown rapidly in the years 2010-2013, infrastructure development in Indonesia lost its momentum in 2014. This was due to limited available government funds, uncertainty caused by the legislative and presidential elections, and the nation's slowing economic growth. After Joko Widodo became Indonesia's seventh president in October 2014, it was expected that infrastructure development would revive. However, it didn't. But Widodo made one important move by seriously reducing energy subsidies, hence making more funds available for infrastructure development.

    Lanjut baca ›

  • China to Build Indonesia's High-Speed Railway Jakarta-Bandung Project

    Last week it was officially announced that China Railway International Co. Ltd, subsidiary of China Railway Group Ltd, together with a consortium consisting of Indonesian state-owned enterprises (which include Pilar Sinergi BUMN Indonesia, Wijaya Karya, Kereta Api, and Jasa Marga) will build Indonesia's first ever high-speed railway, valued at over USD $5 billion, between the capital city of Jakarta and Bandung (in West Java), a route that stretches for approximately 150 km.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Menerima Proposal Republik Rakyat Tiongkok untuk Jalur Kereta Berkecepatan Tinggi Jakarta-Bandung

    Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah memenangkan sebuah kontrak untuk membangun jalur kereta berkecepatan tinggi antara Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Bandung (Jawa Barat), mengalahkan Jepang dalam proses ini. Pada awal bulan ini, Pemerintah Indonesia secara tak terduga memutuskan untuk menunda proposal dari Jepang dan RRT untuk konstruksi jalur kereta berkecepatan tinggi bernilai miliaran rupiah antara kedua kota karena proposal-proposal ini mencakup bantuan keuangan atau jaminan dari Pemerintah Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia menganggap kereta super cepat tidak diperlukan untuk rute yang relatif pendek (150 km).

    Lanjut baca ›

  • Paket Kebijakan Ekonomi Indonesia: Apa saja yang Menjadi Tindakan Stimulus?

    Merespon ekonomi global yang melambat, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan paket kebijakan ekonomi yang baru yang bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakjelasan yang tinggi dalam konteks global. Pada hari Rabu (09/09), Joko Widodo (dikenal dengan panggilan Jokowi) memberikan sejumlah detail mengenai fase pertama ini dalam sebuah pidato di Istana Negara di Jakarta.

    Lanjut baca ›

  • Update Infrastructure Development Indonesia; Are there Positive Signs?

    Government-led infrastructure development is regarded by most analysts and policymakers as the key to overcome Indonesia’s slowing economic growth as infrastructure development will cause a multiplier effect in the economy (triggering growth in other industries such as cement and property while job availability grows accordingly). In the second quarter of 2015, Indonesia’s gross domestic product (GDP) growth slowed to 4.67 percent (y/y), a six-year low.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Pemegang Saham Terbesar ke-8 di Asian Infrastructure Investment Bank

    Indonesia adalah pemegang saham terbesar ke-8 di Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang baru saja didirikan. Kementerian Keuangan Indonesia mengumumkan di awal minggu ini bahwa Indonesia akan menginvestasikan 672,1 juta dollar AS di AIIB selama lima tahun ke depan. AIIB adalah sebuah lembaga keuangan multilateral yang baru (dipelopori oleh Republik Rakyat Tiongkok) yang menyediakan dana untuk proyek pembangunan infrastruktur di wilayah Asia Pasifik.

    Lanjut baca ›

  • Tourism in Indonesia: Strong Growth Visitor Arrivals on Bali

    A total of 1,555,609 foreign tourists have visited the island of Bali, the most popular tourist destination in Indonesia, in the first five months of 2015, an 11.3 percentage point growth from the same period last year. Given that the number of foreign tourists usually peaks in the period June-September it is most likely that the government’s target of welcoming 4 million foreign tourists on Bali in 2015 will be achieved, or exceeded. Most tourists that visit Bali originate from Australia, China and Japan.

    Lanjut baca ›

  • Penjualan Semen di Indonesia Jatuh Drastis, Harapan pada Proyek Infrastruktur

    Data terakhir dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan bahwa konsumsi semen di Indonesia menurun 3,8% (year-on-year) menjadi 22,9 juta ton di lima bulan pertama tahun 2015 (dari 23,8 juta ton semen di periode yang sama tahun lalu). Kejatuhan ini adalah penurunan paling tajam dalam konsumsi semen Indonesia sejak 2009 waktu permintaan jatuh hampir 7% pada basis year-on-year (y/y) karena dampak dari krisis finansial dunia. Penurunan saat ini disebabkan oleh perlambatan perekonomian Indonesia dan jatuhnya harga-harga komoditi di luar Jawa.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah: Gaining on S&P Rating Outlook Upgrade

    Although most emerging market stocks fell, Indonesian stocks and the rupiah showed a solid performance on Thursday (21/05). The rupiah appreciated 0.40 percent to IDR 13,122 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index, while the benchmark stock index of Indonesia (Jakarta Composite Index) rose 0.39 percent to 5,313.21 points. Most emerging stocks fell due to weak data from China (despite a series of stimulus). However, Indonesian stocks were supported by news about its credit rating and dividend announcements.

    Lanjut baca ›

  • Obstacles in Indonesia’s Investment Climate: A Chinese Perspective

    Indonesia is not the easiest place to invest for foreign investors. This is reflected by the World Bank's Doing Business 2014 index in which Indonesia ranks 120th. In a business forum, held last week in Beijing, Chinese businessmen expressed a number of matters that blocked or seriously delayed their investments in Indonesia. For Indonesia (both domestic and foreign) investment realization, particularly in infrastructure, is important as investments is considered the main driver for the country’s economic growth in 2016.

    Lanjut baca ›