• State Budget 2016 Indonesia: Budget Deficit at 1.9-2.0% of GDP

    The Indonesian government targets to narrow the budget deficit to between 1.9 and 2 percent of gross domestic product (GDP) in 2016 from a projected budget deficit of 2.2 percent of GDP in 2015. Indonesian Finance Minister Bambang Brodjonegoro said on Monday (06/07) that in 2016 the government will continue to prioritize spending on infrastructure development as well as energy and food. President Joko Widodo is scheduled to officially announce the 2016 State Budget in a speech in front of parliament on 16 August 2015.

    Lanjut baca ›

  • Effects of Possible Greek Exit from Euro on Indonesia’s Economy

    Agus Martowardojo, Governor of Indonesia’s central bank (Bank Indonesia), predicts that the current economic turmoil in the Eurozone, caused by the Greek debt crisis, will impact on the stability of developing countries, including Indonesia. Although in terms of both trade and investment there should not be a real impact originating from Greek turmoil, the perception of macroeconomic stability will be somewhat hit on the back of global uncertainty. In line with most markets, Indonesian stocks and the rupiah weakened on Monday (06/07).

    Lanjut baca ›

  • Philip Morris Akan Menjual Saham HM Sampoerna Untuk Meningkatkan Free Float

    Dalam rangka mematuhi peraturan yang baru, Philip Morris International Inc. akan meningkatkan rasio free float dari unit Indonesianya HM Sampoerna di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari 1,82% menjadi 7,50%. Per Januari 2016, semua perusahaan yang terdaftar di BEI diharuskan menjual setidaknya 7,5% dari saham mereka kepada publik. Kendati begitu, saat ini Philip Morris memiliki 98,18% dari saham HM Sampoerna, manufaktur rokok terbesar di Indonesia dan salah satu perusahaan terbesar di BEI dalam konteks kapitalisasi pasar.

    Lanjut baca ›

  • Saham & Rupiah Indonesia Melemah karena Hasil Referendum Yunani

    Seperti yang telah diprediksi saham-saham Indonesia dan juga rupiah melemah pada pembukaan perdagangan di hari Senin pagi (06/07). Performa ini sejalan dengan arah pasar-pasar lain di Asia. Alasan utama di balik performa ini adalah hasil dari referendum Yunani, diadakan pada hari Minggu (05/07), yang menunjukkan bahwa para pemilih Yunani sangat menolak rencana-rencana reformasi yang dituntut oleh para kreditor internasionalnya. Ini secara serius membahayakan masa depan Yunani di zona euro.

    Lanjut baca ›