• Update Inflasi Indonesia Bulan Juni: Indeks Harga Konsumen Naik 0.54%

    Inflasi Indonesia berakselerasi menjadi 7,26% pada basis year-on-year (y/y) di Juni 2015 karena harga bahan pangan yang lebih tinggi yang dipicu oleh awal bulan Ramadan (bulan puasa yang suci bagi umat Islam). Perayaan musiman Ramadan dan dilanjutkan oleh Idul Fitri selalu menyebabkan tekanan inflasi di Indonesia karena konsumen meningkatkan belanja mereka. Meskipun daya beli masyarakat Indonesia telah menurun di beberapa bulan terakhir, direfleksikan dengan melambatnya penjualan mobil dan sepeda motor, barang-barang konsumen yang lebih murah seperti makanan, pakaian, sepatu dan tas saat ini sedang banyak terjual.

    Lanjut baca ›

  • Penerbangan Indonesia: Pesawat Militer Jatuh di Medan (Sumatra Utara)

    Pada hari Selasa (30/06), sebuah pesawat militer Indonesia (C-130 Hercules) jatuh ke area pemukiman padat penduduk di kota Medan, Sumatra Utara. Pesawat ini, yang terbang dari bandara militer di Medan menuju Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), jatuh segera setelah lepas landas dan kemungkinan membawa 122 penumpang pesawat. Seorang juru bicara Pemerintah mengatakan bahwa setidaknya 141 orang telah meninggal dunia akibat peristiwa ini. Angka ini kemungkinan akan meningkat.

    Lanjut baca ›

  • Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Akan Dipercepat?

    Populasi Indonesia yang bertumbuh cepat dikombinasikan dengan pertumbuhan ekonomi yang subur dan kurangnya investasi di infrastruktur telah menyebabkan kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur di Indonesia pada saat ini. Situasi ini menyebabkan peningkatan tajam dalam biaya logistik dan menghalangi untuk mengembangkan dan merealisasikan potensi perekonomian nasional dan regional (sebuah sistem logistik yang efisien penting untuk pembangunan sosial ekonomi Indonesia). Kabar terakhir, belanja Pemerintah untuk pembangunan infrastruktur akan segera dimulai.

    Lanjut baca ›

  • Eric Sugandi: Rupiah Indonesia Mungkin Akan Sentuh Rp 13.900 per Dollar AS

    Eric Sugandi, Chief Economist dari Standard Chartered Bank, memprediksi bahwa rupiah akan melemah menjadi Rp 13.900 per dollar Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun ini dari Rp 13.339 pada hari ini (29/06) karena dampak dari momentum bullish dollar AS menjelang pengetatan moneter di AS dan ancaman keluarnya Yunani dari zona euro. Sebenarnya, ini adalah prognosa konservatif. Apabila bank sentral Indonesia tidak meningkatkan suku bunga acuannya (BI rate), sekarang pada 7,50%, tekanan terhadap rupiah mungkin akan meningkat nyata secara lebih lanjut.

    Lanjut baca ›