• Stock Market & Rupiah Update Indonesia: Mixed Opening on Monday Morning

    Shares in the Asia-Pacific were mixed after opening on Monday (09/11). While, Japanese shares touched a fresh 2.5 month high on a weaker yen and Chinese shares went up (despite disappointing trade data), shares in Indonesia, South Korea and Australia were down. Indonesia's benchmark Jakarta Composite Index fell approximately 0.50 percent after opening on Monday, while the Indonesian rupiah had depreciated 0.83 percent to IDR 13,676 per US dollar by 09:16 am local Jakarta time.

    Lanjut baca ›

  • Newsletter Indonesia Investments Edisi 8 November 2015 Diterbitkan

    Pada 8 November 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, yang dikirimkan kepada para pelanggan kami sekali seminggu, berisi berita-berita paling penting di Indonesia yang telah dilaporkan di website kami dalam tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik berkaitan dengan isu-isu ekonomi seperti analisis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal 3 tahun 2015, update inflasi, sekilas pandang perbankan syariah dan industri jasa taksi, update rupiah & pasar saham, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Promising Online Mobile Games Industry in Indonesia as 4G Network Expands

    As Indonesia is expanding its high-speed 4G mobile broadband network across the archipelago - meaning that more and more Indonesians will be connected to the Internet - the online mobile games industry has ample room for growth in Southeast Asia's largest economy. According to Netherlands-based Newzoo, a global market research and predictive analytics firm (with a main focus on games), revenue in the mobile games industry of Indonesia is expected to grow over 45 percent annually during the next couple of years.

    Lanjut baca ›

  • Cadangan Devisa Indonesia Terus Menurun di Bulan Oktober

    Bank sentral Indonesia mengumumkan pada hari Jumat (06/11) bahwa cadangan devisa Indonesia telah jatuh sebesar 1 miliar dollar Amerika Serikat (AS) menjadi 100,7 miliar dollar AS pada akhir Oktober 2015. Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran hutang luar negeri dan usaha-usaha untuk menstabilkan rupiah yang rapuh (mata uang Indonesia sensitif pada prediksi pasar mengenai ancaman kenaikan suku bunga AS).

    Lanjut baca ›