• Coffee Production in Indonesia to Improve in Coming Harvest Season

    Indonesia’s coffee production may hit a record high in the 2015-2016 harvest season according to a Bloomberg survey. The survey suggests that Indonesian coffee output is to rise 18 percent (y/y) to 650,000 metric tons from 550,000 tons in the previous season. Reason for a good coffee harvest is favorable weather (rain) having boosted yields. Indonesia is the world’s third-largest producer and exporter of robusta. Also in other parts of the world coffee production is estimated to increase, hence potentially placing pressure on prices.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Opens Room for Bauxite Export, Nickel Ore to Follow?

    Indonesian miners may be allowed to resume bauxite exports after a government official signalled that the Indonesian government is looking at relaxing its (raw) mineral export ban. This ban, implemented in January 2014, was introduced in an effort to boost domestic processing capacity, generate more revenue (by adding value to its mineral products) and enhance employment opportunities in Southeast Asia’s largest economy. However, amid the lack of domestic smelting capacity, the export ban has led to a plunge of exports.

    Lanjut baca ›

  • Update Mata Uang Indonesia: Rupiah Menguat, Dollar Amerika Melemah

    Nilai tukar rupiah mengawali minggu ini dengan posisi kuat karena dollar Amerika Serikat (AS) melemah akibat ketidakjelasan mengenai waktu kenaikan suku bunga AS. Kontras dengan dugaan awal, meeting Federal Reserve yang terakhir (diadakan 17-18 Maret) mengindikasikan bahwa belum akan ada kenaikan suku bunga dalam waktu singkat di negara dengan ekonomi terbesar. Hal ini mendorong meningkatnya minat untuk aset-aset pasar negara berkembang. Apalagi, Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia berjanji akan menjaga stabilitas rupiah.

    Lanjut baca ›

  • Minyak Sawit Indonesia: Pemerintah Mengubah Kebijakan Ekspor CPO

    Pemerintah Indonesia berencana untuk merevisi kebijakan pajak ekspor minyak sawit mentah (CPO). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan bahwa Pemerintah berencana untuk menerapkan pajak tetap senilai 50 dollar Amerika Serikat (AS) per metrik ton untuk ekspor CPO ketika harga CPO menurun di bawah batasan yang dibuat Pemerintah yaitu 750 dollar AS per ton. Hal ini menyiratkan bahwa tidak mungkin lagi bagi para eksportir minyak sawit Indonesia utuk melakukan pengiriman tanpa biaya. Saat ini, para eksportir minyak sawit bisa mengekspor CPO tanpa biaya karena harga CPO telah berada di bawah batasan 750 dollar AS sejak September 2014.

    Lanjut baca ›