• Indonesia Membaik dalam Indeks Daya Saing Global 2014-2015 dari WEF

    Indonesia naik empat peringkat dalam Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index/GCI) 2014-2015 dari World Economic Forum (WEF). Berdasarkan pada Global Competitiveness Report 2014-2015, diterbitkan pada hari Selasa (29/09), Indonesia berada di peringkat ke-34 (dari total 144 negara yang diteliti di seluruh dunia). Perbaikan ini adalah perkembangan yang positif meskipun untuk beberapa pihak hal ini mungkin agak mengejutkan karena perkembangan yang lambat dari pembangunan infrastruktur, inflasi tinggi, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    Lanjut baca ›

  • Perjalanan ‘Roller Coaster’ Saham & Rupiah Indonesia. Apa yang Terjadi Hari Ini?

    Saham-saham Indonesia mengalami sebuah perjalanan ‘roller coaster’ pada hari Selasa (29/09). Setelah waktu pembukaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh lebih dari 2% mendekati level terendah selama tiga tahun terakhir. Kendati begitu, indeks ini berhasil ditutup pada 4.178,41 poin dalam perdagangan hari ini, naik 1,41%. Sementara itu, rupiah berhasil memotong kerugiannya. Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, rupiah melewati batas Rp 14.800 per dollar Amerika Serikat (AS) beberapa kali namun pada akhir hari hanya melemah 0,11% menjadi Rp 14.691 per dollar AS.

    Lanjut baca ›

  • Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Menguatirkan, Ungkap BKKBN

    Populasi penduduk Indonesia, yang berjumlah lebih dari 255 juta orang (data tidak resmi), bertumbuh dalam laju yang menguatirkan menurut Surya Chandra Surapaty, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Saat ini, persentase pertumbuhan rata-rata penduduk Indonesia setiap tahunnya mencapai 1,49%. Ini berarti bahwa setiap tahunnya penduduk Indonesia bertambah 4,5 juta orang (hampir sama dengan jumlah penduduk Singapura).

    Lanjut baca ›

  • Pertamina Mendukung Rupiah dengan Memotong Pembelian Langsung Forex di Pasar

    Dalam rangka mendukung rupiah yang sedang lemah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina akan memotong pembelian langsung foreign exchange (forex) di pasar sebanyak sekitar 50%. Pertamina bersama dengan BUMN Perusahaan Listrik Negara (PLN) berkontribusi sekitar setengah dari transaksi sehari forex karena perusahaan-perusahaan ini membutuhkan dollar Amerika Serikat (AS) untuk pembelian bahan bakar dan pembayaran hutang luar negeri.

    Lanjut baca ›