• Indonesia Stock Market Update: Asian Markets down after Paris Terrorist Attacks

    On the first trading day after the terrorist attacks in Paris (leaving 129 people dead and hundreds injured), stocks declined in Asia as investors are cautious. Although markets had one weekend to digest the news, it is still expected that the tragedy in Paris will cause a sharp yet short-term impact on global equity markets. Apart from terrorism, volatile oil prices as well as concern about China's economy and uncertainty about the timing of a US interest rate hike continue to plague markets.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Investments' Newsletter of 15 November 2015 Released

    On 15 November 2015, Indonesia Investments released the latest edition of its newsletter. This free newsletter, which is sent to our subscribers once per week, contains the most important news stories from Indonesia that have been reported on our website in the last seven days. Most of the topics involve economic subjects such as an analysis of Indonesia's Q3-2015 current account balance, a stock market & rupiah update, Indonesia's credit rating, income tax, the bond market, biofuel, property, forest fires, and more.

    Lanjut baca ›

  • Subsidi Listrik Indonesia Diprediksi Membengkak di 2016

    Subsidi listrik Indonesia mungkin melebihi Rp 38,39 triliun yang dialokasikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 karena mungkin ada lebih banyak konsumen yang berhak mendapatkan subsidi listrik dari perkiraan sebelumnya. Bulan lalu, Pemerintah Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setuju memotong subsidi listrik untuk rumahtangga yang menggunakan 450 VA dan 900 VA, per 1 Januari 2016, dengan memutuskan jaringan listrik untuk mereka yang saat ini menikmati tarif listrik murah kendati mereka tidak termasuk klasifikasi 'miskin' atau 'hampir miskin' dan karenanya tidak layak mendapatkan subsidi listrik.

    Lanjut baca ›

  • Kejatuhan Saham di Seluruh Dunia; Apa Faktor-Faktor yang Menyebabkannya?

    Di seluruh dunia, indeks-indeks saham jatuh karena kekuatiran berkepanjangan mengenai rendahnya harga komoditi (terutama karena harga minyak mentah menurun ke level terendah selama 2 bulan terakhir dan mungkin mulai kembali mendekati level 40 dollar AS), kekuatiran mengenai perlambatan pertumbuhan kredit di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), sementara pasar juga bersiap-siap untuk kemungkinan kenaikan suku bunga AS di bulan Desember (sebuah tindakan yang akan memicu capital outflows dari aset-aset negara berkembang yang lebih berisiko). Bulan ini pasar berada di bawah tekanan jual yang besar setelah mengalami reli di bulan Oktober.

    Lanjut baca ›