Pertumbuhan kredit di RRT jatuh ke level terendah selama 15 bulan terakhir dengan pendanaan agregat jatuh menjadi 476,7 miliar yuan (kira-kira 75 miliar dollar Amerika Serikat), berada jauh di bawah proyeksi median dan karenanya meningkatkan spekulasi lebih lanjut bahwa dunia mengimpor deflasi dari RRT. Pada awal minggu ini, RRT menerbitkan sejumlah data yang meningkatkan sentimen negatif: jatuhnya ekspor, melambatnya inflasi, dan melambatnya hasil produksi industri. Kendati begitu, belanja ritel yang meningkat adalah titik terang yang luar biasa di tengah sebagian besar data makroekonomi yang lemah dari negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Selama satu minggu perdagangan terakhir, saham-saham dari negara berkembang mencatat penurunan bulanan terbesar mereka sejak September karena kekuatiran mengenai komoditi dan perekonomian RRT.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melawan tren karena ditutup 0,24% lebih tinggi pada 4.472,84 poin pada hari Jumat (13/11), kemungkinan karena sentimen-sentimen domestik yang membaik baru-baru ini karena inflasi melambat secara signifikan, defisit transaksi berjalan telah berkurang, sementara pertumbuhan ekonomi di kuartal 3 tahun 2015 lebih cepat dibandingkan pertumbuhan di kuartal sebelumnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG):

Kendati begitu, rupiah melemah 0,65% menjadi Rp 13.685 per dollar AS (Bloomberg Dollar Index), sementara nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) melemah 0,43% menjadi Rp 13.633 per dollar AS pada hari Jumat (13/11).

Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):

| Source: Bank Indonesia

Zona euro menambahkan sentimen negatif pada pasar ekuitas global karena pertumbuhan ekonomi di zona euro secara tidak terduga melambat menjadi 0,3% di kuartal ketiga tahun 2015, menegaskan pemulihan yang rapuh di wilayah ini sementara European Central Bank menganalisa apakah dibutuhkan stimulus tambahan.

Sementara itu, kekuatiran mengenai belanja konsumen AS meningkat karena penjualan ritel AS bertumbuh hanya 0,1% di bulan Oktober, di bawah perkiraan, sementara jaringan departemen store AS menerbitkan proyeksi yang lemah (baik Nordstrom maupun Macy's menurunkan proyeksi mereka untuk pertumbuhan setahun penuh). Selama satu minggu yang lalu ketiga indeks saham besar AS (Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Nasdaq) menurun lebih dari 3%.

Terlebih lagi, serangan teroris yang menimpa Paris pada Jumat malam (13/11) pasti akan menyebabkan kerugian di minggu mendatang. Setelah perdagangan ditutup di Wall Street - dan ketika berita tersebar mengenai serangan-serangan ini - futures indeks saham AS mengalami sesi penurunan dalam volume ringan.

Bahas