• Indonesia Investments Menerbitkan Newsletter Edisi 22 November 2015

    Pada 22 November 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, yang dikirimkan kepada para pelanggan kami sekali seminggu, berisi berita-berita paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami pada tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik berkaitan dengan isu-isu ekonomi seperti update pada neraca perdagangan Indonesia, tingkat suku bunga, pembangunan infrastruktur, obligasi global, penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), perbankan syariah, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Pasar Saham & Rupiah Indonesia: Kuat karena Kepastian Lebih Jelas tentang Fed Rate

    Aset-aset Indonesia ditutup dengan kuat pada hari Jumat (20/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah sama-sama menguat secara signifikan karena meningkatnya kejelasan mengenai kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS), sementara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mengumumkan bahwa Pemerintah RRT akan mengimplementasikan lebih banyak usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, karenanya menguatkan nilai tukar yuan (mendukung penguatan nilai mata uang di negara-negara berkembang di Asia). IHSG naik 0,94% menjadi 4.561,33 poin, sementara rupiah menguat 1,10% menjadi Rp 13.623 per dollar AS (Bloomberg Dollar Index).

    Lanjut baca ›

  • Islamic Finance in Indonesia: Prospects for 2016

    The Masyarakat Ekonomi Syariah (Islamic Economic Society), a Jakarta-based non-profit organization focused on the socialization, advocacy, advisory, consultation and education to enhance the Islamic banking industry in Indonesia, predicts that Islamic finance (banking that is consistent with the principles of sharia) in Indonesia will grow around 15 percent (y/y) in 2016. This projection is made with the assumption that Indonesia's economic growth will reach 5.0-5.3 (y/y), inflation at 4.7 percent (y/y), and a rupiah exchange rate at IDR 13,900 per US dollar.

    Lanjut baca ›

  • Indosat Resurrecting in Indonesia's Telecommunications Industry

    Indosat, the second-largest telecommunication networks and services provider in Indonesia, is expected to gain momentum after experiencing several weak years. By modernizing its network and reducing foreign-denominated debt, the company, which recently renamed itself Indosat Ooredoo, is in a position to compete again against its main rivals Telekomunikasi Indonesia and XL Axiata. Indosat is for 65 percent controlled by the Qatar-based Ooredoo Group, a telecommunications provider.

    Lanjut baca ›