• Bagaimana Saham & Mata Uang Asia Bereaksi pada Kenaikan Suku Bunga Federal Reserve?

    Federal Reserve Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan untuk menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan di bulan Desember (15-16 Desember) karena perbaikan yang signifikan pada kondisi pasar tenaga kerja AS (tingkat pengangguran di AS telah jatuh menjadi 5%) dan inflasi AS diproyeksikan untuk mencapai target the Fed sebesar 2% pada jangka waktu menengah. Setelah pengumuman ini saham AS melonjak. Pasar negara-negara berkembang tidak mengalami capital outflows besar-besaran setelah kenaikan ini. Indeks-indeks saham di Asia menguat tajam pada hari Kamis pagi (17/12).

    Lanjut baca ›

  • Rencana Indonesia untuk Memberlakukan Cukai Soda Menghadapi Perlawanan

    Rencana Pemerintah Indonesia untuk menetapkan pajak cukai antara Rp 2.000 dan Rp 3.000 (kira-kira 0,18 dollar Amerika Serikat) per liter pada minuman berkarbon (soda) menghadapi perlawanan keras dari beberapa institusi. Berdasarkan pada hukum Indonesia, konsumsi produk-produk yang memiliki dampak negatif pada kesehatan konsumen atau lingkungan hidup perlu dikontrol dan dimonitor. Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi),  dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menganggap tindakan ini berdampak negatif pada industri minuman ringan di negara ini.

    Lanjut baca ›

  • Apindo: Indonesia Mungkin Mengalami Pertumbuhan Ekonomi 5.5% di 2016

    Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,5% pada basis year-on-year (y/y) di 2016, angka yang lebih tinggi dari proyeksi yang ditetapkan Pemerintah Pusat dan bank sentral. Optimisme Apindo berdasarkan pada prediksi bahwa investasi publik dan swasta akan meningkat tahun depan karena iklim investasi yang membaik di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini, yang disebabkan oleh serangkaian paket stimulus ekonomi yang diumumkan Pemerintah di beberapa bulan terakhir dan juga stabilitas politik dan sosial.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Secara Tak Terduga Mencatat Defisit Perdagangan pada November 2015

    Indonesia mencatat defisit perdagangan yang tak terduga sebesar 346,4 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada November 2015 menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Selasa (15/12). Ini adalah defisit perdagangan bulanan pertama di Indonesia di tahun 2015 karena ekspor turun lebih cepat - sedangkan impor menurun lebih lambat - dari yang diperkirakan. Ekspor Indonesia turun 17,6% pada basis year-on-year (y/y) menjadi 11,16 miliar dollar AS pada bulan November, sedangkan impor menurun 18,0% (y/y) menjadi 11,51 miliar dollar AS. Defisit terjadi baik di saldo sektor minyak & gas (migas) maupun non-migas.

    Lanjut baca ›