• Kabut Asap Asia Tenggara: Singapura Menyebutkan Perusahaan Indonesia, Malaysia Menutup Sekolah

    Sementara Pemerintah Malaysia menginstruksikan lebih banyak sekolah untuk tidak beraktivitas pada hari Senin, sekolah-sekolah di Singapura dibuka kembali di hari pertama minggu ini karena kualitas udara membaik. Meskipun begitu, kendati telah membaik, kualitas udara di Singapura tetap tidak baik untuk kesehatan. Indeks standar polutan di Singapura mencapai 161 (berarti tidak baik untuk kesehatan) pada pukul 11 siang waktu lokal Singapura pada hari Senin (membaik dari level ‘berbahaya’ pada 341 minggu lalu). Sementara itu, Singapura menyebutkan lima perusahaan yang ikut menyebabkan kebakaran hutan yang menyebabkan kabut asap tebal di Asia Tenggara.

    Lanjut baca ›

  • Pelemahan Saham & Rupiah Indonesia karena Data Cina dan Amerika Serikat

    Setelah dibuka pada hari Senin (28/09), saham Indonesia jatuh dengan cepat di tengah pasar-pasar Asia yang performanya mixed. Faktor utama yang menyebabkan beberapa pasar Asia jatuh adalah menurunnya keuntungan industri di Cina (memicu kekuatiran mengenai semakin melambatnya negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia). Keuntungan industri Cina jatuh 8,8% di bulan Agustus, memburuk dari penurunan 2,9% di bulan Juli. Pada pukul 09:50 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,41% menjadi 4.150,27 poin.

    Lanjut baca ›

  • Newsletter Indonesia Investments Edisi 27 September 2015 Diterbitkan

    Pada 27 September 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletternya. Newsletter gratis ini, yang dikirimkan kepada para pelanggan kami sekali seminggu, berisi berita-berita yang paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami dalam tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik berkaitan dengan isu-isu ekonomi seperti paket kebijakan baru Bank Indonesia, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), pengembangan geotermal, update saham & rupiah, inflasi September, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Set to Announce Policy Package to Support Rupiah

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) is set to announce the second installment of a policy package that aims at raising onshore US dollar supplies (and liquidity). As the rupiah has been the second worst-performing Asian emerging market currency (after Malaysia’s ringgit), having depreciated 18.1 percent against the US dollar so far in 2015, Indonesian policymakers are anxious to prop up the ailing currency in order to safeguard the country’s financial stability. Bank Indonesia's benchmark rupiah rate (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, abbreviated JISDOR) stood at IDR 14,690 per US dollar on Friday (25/09), a 17-year low.

    Lanjut baca ›