• Interest Rate Environment Left Unchanged By Bank Indonesia

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) decided to maintain its key interest rate (BI rate) at 7.50 percent at Tuesday’s Board of Governors’ Meeting (14 April 2015). The institution also left its deposit facility and lending facility at 5.50 percent and 8.00 percent, respectively. Bank Indonesia considers this level to be effective in order to push the country’s inflation rate back into its target range of 3-5 percent (y/y) in both 2015 and 2016. It is also convinced that this interest rate environment will improve the current account balance.

    Lanjut baca ›

  • Bank Dunia Memotong Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2015

    Di dalam Update Perekonomian Asia Timur dan Pasifik dari Bank Dunia, dirilis hari Senin (13/04), institusi yang bermarkas di Washington ini merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2% pada basis year-on-year (y/y) di 2015, menurun dari 5,6% di Update Bank Dunia sebelumnya. Penyebab utama penurunan proyeksi ini adalah performa ekspor Indonesia yang tetap lemah karena lambatnya perekonomian dunia, termasuk lemahnya permintaan dari Republik Rakyat Tionghoa (mitra dagang terbesar Indonesia). Sementara itu, konsumsi domestik Indonesia dibatasi tingkat suku bunga yang tinggi.

    Lanjut baca ›

  • Why Indonesian Rupiah & Stocks Weaken on Today’s Trading Day

    Both Indonesian stocks and the rupiah are weakening on Monday’s trading day (13/04). During the first trading session at the Indonesia Stock Exchange (IDX), the benchmark Jakarta Composite Index declined 0.65 percent to 5,455.45 points. Meanwhile, the rupiah had depreciated 0.35 percent to IDR 12,973 per US dollar based on the Bloomberg Dollar Index at 1:05 pm local Jakarta time on Monday (13/04). What are the primary factors that influenced these weak performances?

    Lanjut baca ›

  • Laporan Bank Dunia: Update Ekonomi Asia Pasifik Timur Terbaru

    Di edisi terbaru dari Update Perekonomian Asia Pasifik Timur, dirilis pada hari Senin (13 April 2015), Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara berkembang di Asia Timur & Republik Rakyat Tionghoa (RRT) menjadi 6,7% pada basis year-on-year (y/y) di 2015 dan 2016 dari asumsi awalnya yaitu pertumbuhan 6,9% (y/y) di 2015 dan 6,8% (y/y) di 2016. Alasan utama untuk menurunnya revisi adalah karena ketidakjelasan konteks perekonomian global, yang mencakup dampak dari ancaman kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan kenaikan nilai tukar dollar AS.

    Lanjut baca ›