Meskipun begitu, bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memiliki pandangan lain. Pada hari Jumat (28/08), Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan menurun menjadi 7,08% (y/y) pada bulan Agustus (sementara laju inflasi bulanan pada +0,3% pada bulan Agustus).

Menurut data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi mencapai 7,26% (y/y) di Juli 2015. Selama dua tahun terakhir, terjadi tekanan inflasi tinggi secara terus menerus di Indonesia karena reformasi subsidi bahan bakar. Di Juni 2013 dan November 2014, Pemerintah Pusat memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar bersubsidi, sementara subsidi gasoline pada intinya dihapuskan sama sekali pada awal tahun 2015 (berarti inflasi meningkat cepat di periode Maret-Mei 2015 karena harga minyak mentah dunia agak pulih).

Inflasi di Indonesia:

Bulan  Monthly Growth
          2013
 Monthly Growth
          2014
 Monthly Growth
          2015
Januari          1.03%          1.07%         -0.24%
Februari          0.75%          0.26%         -0.36%
Maret          0.63%          0.08%          0.17%
April         -0.10%         -0.02%          0.36%
Mei         -0.03%          0.16%          0.50%
Juni          1.03%          0.43%          0.54%
Juli          3.29%          0.93%          0.93%
Augustus          1.12%          0.47%
September         -0.35%          0.27%
Oktober          0.09%          0.47%
November          0.12%          1.50%
Desember          0.55%          2.46%
Total          8.38%          8.36%          1.90%

Sumber: BPS

Inflasi di Indonesia 2008-2014:

     2008    2009    2010    2011    2012    2013    2014
Inflasi
(annual percent change)
    9.8     4.8     5.1     5.4     4.3     8.4     8.4

Sumber: Bank Dunia

Pada bulan Juli 2015, Indonesia mencatat laju inflasi bulanan tertinggi tahun ini (+0,93%) karena biaya-biaya transportasi dan harga makanan meningkat akibat perayaan Ramadan dan Idul Fitri. Dalam periode ini, konsumsi rumahtangga cenderung meningkat dan jutaan orang Indonesia pulang kembali ke tempat asal mereka untuk beberapa hari (menyebabkan kenaikan biaya transportasi).

Indonesia memiliki dua puncak inflasi tahunan tradisional: (1) Juli-Agustus (Ramadan, Idul Fitri dan awal tahun ajaran baru), dan (2) Desember-Januari (perayaan Natal dan Tahun Baru).

Dalam tujuh bulan pertama tahun 2015, inflasi Indonesia berakumulasi menjadi 1,90%, mengimplikasikan bahwa target akhir tahun Bank Indonesia masih dapat dicapai (target inflasi tahunan Bank Indonesia berada dalam cakupan 3%-5% di 2015).

Laju inflasi adalah faktor kunci untuk menentukan tingkat suku bunga acuan Indonesia (BI rate). Sebelumnya di bulan Agustus, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI rate pada 7,50% (angka yang relatif tinggi) karena BI berusaha untuk melawan inflasi tinggi, mendukung nilai tukar rupiah, dan memotong defisit transaki berjalan negara ini. Meskipun begitu, karena rupiah telah menunjukkan pelemahan yang serius terhadap dollar AS (akibat pengetatan kebijakan moneter AS dan devaluasi yuan Republik Rakyat Tiongkok), diragukan bahwa Bank Indonesia akan memotong tingkat suku bunganya dalam tahun ini.

Indonesian Rupiah versus US Dollar (JISDOR):

| Source: Bank Indonesia

Bahas