Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini GDP

  • Bank Pembangunan Asia (ADB) memotong Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia

    Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) mengumumkan telah mengurangi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 dan 2016 baik untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) maupun negara-negara berkembang Asia lainnya karena perlambatan perekonomian yang berkelanjutan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini. Ekspansi perekonomian RRT diproyeksikan untuk mencapai 7% pada basis year-on-year (y/y) di 2015 dan 6,8% (y/y) di 2016. Kedua proyeksi ini turun 0,2% poin dari proyeksi ADB sebelumnya.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Tidak Ubah Suku Bunga Selama 5 Bulan Berturut-Turut

    Seperti yang telah diprediksi, Bank Indonesia tidak mengubah tingkat suku bunganya pada pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa (14/07). BI rate yang menjadi acuan dipertahankan pada 7,50%, sementara fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) dan suku bunga lending facility dipertahankan masing-masing pada 5,50% dan 8,00%. Bank Indonesia meyakini bahwa kondisi tingkat suku bunga saat ini sejalan dengan upaya untuk menurunkan inflasi dan juga mendukung rupiah yang melemah menjelang perkiraan pengetatan moneter lebih lanjut oleh Amerika Serikat (AS) di kemudian hari pada tahun ini.

    Lanjut baca ›

  • Penjualan Mobil di Indonesia Juni 2015: Lebih Tinggi, namun Lebih Rendah Juga

    Sejalan dengan perkiraan dan tren sejarah, penjualan mobil di Indonesia naik - dalam basis bulanan - di Juni 2015 menjelang perayaan Idul Fitri (yang menandai akhir bulan puasa umat Muslim). Penjualan mobil di Indonesia biasanya naik menjelang Idul Fitri, sebuah tradisi yang melibatkan perpindahan sementara jutaan orang Indonesia dari kota-kota ke daerah asal mereka. Sebelum perjalanan ke tempat asal, sebagian dari para pemudik ini membeli mobil baru, keputusan yang sering dipengaruhi oleh kampanye promosi dan program diskon.

    Lanjut baca ›

  • IMF Memotong Proyeksi Global; BI Memprediksi Pertumbuhan Datar di Kuartal II

    International Monetary Fund (IMF) memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2015 menjadi 3,3% pada basis year-on-year (y/y), dari 3,5% (y/y) sebelumnya, karena musim dingin yang keras mempengaruhi Amerika Serikat (AS) dan sejalan dengan itu menarik turun pertumbuhan global. Di kuartal 1 tahun 2015, perekonomian AS berkontraksi 0,2% (y/y). Terlebih lagi, kekacauan di Yunani dan Republik Rakyat Tiongkok menyebabkan volatilitas yang besar dalam pasar keuangan global, lembaga yang bermarkas di Washington ini menyatakan dalam sebuah update World Economic Outlook (WEO) pada hari Kamis (09/07).

    Lanjut baca ›

  • World Bank Drastically Cuts Indonesia’s 2015 Economic Growth Forecast

    The World Bank cut its forecast for economic growth in Indonesia in 2015 from 5.2 percent year-on-year (y/y) to 4.7 percent (y/y) as private consumption, which accounts for about 55 percent of total economic growth in Indonesia, is estimated to weaken further in the second half of 2015 while government spending has been lower than expected (causing subdued fixed investment). Furthermore, persistent low commodity prices and tighter credit conditions provide further pressures that led to the extreme downward revision.

    Lanjut baca ›

  • Asian Development Bank Less Positive about the Indonesian Economy in 2015

    The Asian Development Bank (ADB) has revised its economic growth forecast for Indonesia in 2015 from 5.2 percent year-on-year (y/y) to 5 percent (y/y). During a press conference on Tuesday (07/07) in Jakarta, Edimon Ginting, Deputy Country Director for Indonesia of the Philippines-based ADB, said that there are three reasons that explain why the ADB has become less optimistic about Indonesia’s gross domestic product (GDP) growth in 2015. Last year, Indonesia’s economic growth slowed to a five-year low of 5.02 percent (y/y).

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Investments Menerbitkan Newsletter Edisi 5 Juli 2015

    Pada 5 Juli 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, yang dikirimkan kepada para pelanggan kami sekali seminggu, berisi berita-berita paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami dalam tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik berkaitan dengan isu-isu ekonomi seperti update terbaru dari peraturan kewajiban penggunaan rupiah, inflasi Juni, target pertumbuhan ekonomi Pemerintah, kepercayaan konsumen, pasar properti, pembangunan infrastruktur, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Perekonomian Indonesia: Revisi Pertumbuhan PDB, Kredit & Rupiah

    Pemerintah Indonesia merevisi target pertumbuhan perekonomian 2015. Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menyatakan pada hari Jumat (03/07) bahwa target Pemerintah yang sebelumnya 5,8% pada basis year-on-year (y/y) terlalu tinggi dan tidak realistis mengingat konteks perekonomian internasional dan domestik yang tidak kondusif. Pemerintah merevisi turun target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2015 menjadi 5,2% (y/y). Djalil mengatakan bahwa perekonomian global diproyeksi untuk bertumbuh 2,9% (y/y) di 2015 dari perkiraan awal 3,5% (y/y).

    Lanjut baca ›

  • Aktivitas Manufaktur Indonesia Melambat untuk 9 Bulan Berturut-turut pada Juni

    Aktivitas manufaktur Indonesia terus berkontraksi. Pada bulan Juni, untuk bulan ke-9 secara berturut-turut sektor manufaktur Indonesia berkontraksi. Purchasing manager index (PMI) dari Nikkei/Markit sedikit naik menjadi 47,8 di bulan Juni 2015 dari 47,1 di bulan Mei, mengimplikasikan bahwa sektor ini berkontraksi dalam kecepatan lebih lambat tapi tetap di bawah level 50 yang membedakan kontraksi dari ekspansi. Kontraksi berlanjut karena penurunan secara terus menerus dalam pemesanan baru dan produksi.

    Lanjut baca ›

  • Asumsi Ekonomi Indonesia: PDB, Rupiah, Ekspor, Minyak & Gas

    Pihak berwenang Indonesia, yaitu Pemerintah dan bank sentral (Bank Indonesia), mengumumkan sejumlah asumsi makroekonomi yang direvisi untuk 2015 dan 2016. Mungkin yang paling penting adalah bahwa asumsi pertumbuhan perekonomian Indonesia di 2016 telah diturun pada cakupan 5,5-6,0% pada basis year-on-year (y/y), turun dari asumsi sebelumnya yaitu 5,8-6,2% (y/y). Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro juga menyatakan bahwa Pemerintah akan mengasumsikan rupiah pada Rp 13.000-13.400 per dollar Amerika Serikat (AS) untuk tahun 2016.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru GDP

  • What are the Stimulus Measures in Indonesia's Third Economic Policy Package?

    The government of Indonesia unveiled the last installment of a series of three stimulus packages on Wednesday (07/10). The first two installments had been unveiled last month. In general, these stimulus packages aim to boost economic growth of Indonesia (which has slowed to a six-year low) and restore investors' confidence in the Indonesian rupiah and stocks. When markets believed that the Federal Reserve would soon raise its key interest rate, Indonesia was plagued by severe capital outflows pushing the rupiah to a 17-year low.

    Lanjut baca ›

  • International Monetary Fund Cuts Global Growth on Slowing Emerging Markets

    In the latest edition of its flagship publication, the World Economic Outlook (WEO), the International Monetary Fund (IMF) says it is concerned that sluggish global economic growth will persist in the foreseeable future particularly on the back of slowing growth in emerging markets (which account for the lion's share of global growth). The IMF's forecast for global growth in 2015 and 2016 was both cut by 0.2 percentage point to 3.1 percent (y/y) and 3.6 percent (y/y), respectively, from the July WEO Update. In 2014, the world economy grew 3.4 percent (y/y).

    Lanjut baca ›

  • Paket Kebijakan Ekonomi Kedua Indonesia

    Pemerintah Indonesia mengumumkan paket kebijakan ekonomi September yang kedua pada hari Selasa (29/09). Paket ini diperkenalkan dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mendukung rupiah yang lemah. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah melambat menjadi level terendah dalam enam tahun terakhir pada 4,67% pada basis year-on-year (y/y) di kuartal 2 tahun 2015, sementara rupiah telah melemah ke level terendah dalam 17 tahun terakhir terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Capital outflows dari Indonesia adalah akibat dari pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS), rendahnya harga-harga komoditi dan lambatnya pertumbuhan ekonomi global (terutama karena penurunan pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok).

    Lanjut baca ›

  • Asian Development Bank Cuts Economic Growth Outlook 2015 & 2016

    In the latest update of its flagship publication Asian Development Outlook 2015, the Asian Development Bank (ADB) said softer economic growth prospects of China and India in combination with slow recovery in the major industrial markets were reason why the ADB has cut its economic growth forecast for developing Asia in 2015 and 2016. The ADB now estimates GDP growth in developing Asia at 5.8 percent (y/y) in 2015 and 6.0 percent (y/y) in 2016, down from previous GDP growth forecasts of 6.3 percent (y/y) for both years.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Press Release: BI Rate Held at 7.50% in September

    The central bank of Indonesia announced on Thursday (17/09) that it the country’s key interest rate (BI rate) at 7.50 percent, while maintaining the deposit facility rate at 5.50 percent and the lending facility rate at 8.00 percent. According to Bank Indonesia (BI) this decision is consistent with its efforts to push inflation towards the target corridor of 4±1 percent in both 2015 and 2016. In addition, the decision is also part of Bank Indonesia’s measures to anticipate possibilities of a Fed Fund Rate (FFR) hike.

    Lanjut baca ›

  • Why Moody’s Investors Service Cut its Forecast for Indonesia’s Economic Growth?

    Global credit rating agency Moody’s Investors Service cut its forecast for economic growth in Indonesia this year from five percent (y/y) to 4.7 percent (y/y) due to the perceived hard landing of China’s economy in combination with sluggish conditions in Japan and the Eurozone. Weak demand from China, the world’s second-largest economy and the top trading partner of Indonesia, is expected to continue to plague Indonesian exports and earnings.

    Lanjut baca ›

  • Analisis Pasar Properti Indonesia; Overview & Kepemilikan Asing

    Sektor properti residensial di Indonesia tetap menarik di 2015 kendati ada beberapa faktor yang menghambat pertumbuhan selama dua tahun terakhir. Dalam kolom ini saya membahas faktor-faktor yang telah melambatkan pertumbuhan di sektor properti Indonesia dan bagaimana pihak berwenang (seperti bank sentral dan Otoritas Jasa Keuangan) merespon tantangan-tantangan ini melalui peraturan baru. Terakhir, saya menyediakan sebuah update mengenai rencana Pemerintah, yang baru saja diumumkan, untuk mengizinkan kepemilikan asing atas apartemen mewah.

    Lanjut baca ›

  • Tourism in Indonesia: Strong Growth Visitor Arrivals on Bali

    A total of 1,555,609 foreign tourists have visited the island of Bali, the most popular tourist destination in Indonesia, in the first five months of 2015, an 11.3 percentage point growth from the same period last year. Given that the number of foreign tourists usually peaks in the period June-September it is most likely that the government’s target of welcoming 4 million foreign tourists on Bali in 2015 will be achieved, or exceeded. Most tourists that visit Bali originate from Australia, China and Japan.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Lowers Down Payments for Car, Motorcycle & Property Purchases

    In a bid to boost economic activity in Indonesia, the central bank (Bank Indonesia) revised several regulations involving down payments for the purchase of cars and motorcycles as well as the maximum loan-to-value (LTV) ratios for first or more home purchases by Indonesian citizens. Yati Kurniati, Director of Bank Indonesia’s Macroprudential Department, said that the central bank implemented the looser monetary policy in the property and automotive sectors in an effort to boost credit growth, hence boosting the whole economy.

    Lanjut baca ›

  • Slowing Economy of Indonesia: Rising Youth Unemployment

    Hariyadi Sukamdani, Chairman of the Indonesian Employers Association (Apindo), expressed his concern about unemployment in Indonesia, particularly unemployment among the younger generation of Indonesians (aged between 15 and 29). Amid slowing economic growth over the past six years, various industries have been cutting employment. With roughly half of the total population below 30 years of age, Indonesia’s demographic bonus can turn into disaster if this potential workforce fails to obtain employment opportunities.

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag