• Kejatuhan Saham di Seluruh Dunia; Apa Faktor-Faktor yang Menyebabkannya?

    Di seluruh dunia, indeks-indeks saham jatuh karena kekuatiran berkepanjangan mengenai rendahnya harga komoditi (terutama karena harga minyak mentah menurun ke level terendah selama 2 bulan terakhir dan mungkin mulai kembali mendekati level 40 dollar AS), kekuatiran mengenai perlambatan pertumbuhan kredit di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), sementara pasar juga bersiap-siap untuk kemungkinan kenaikan suku bunga AS di bulan Desember (sebuah tindakan yang akan memicu capital outflows dari aset-aset negara berkembang yang lebih berisiko). Bulan ini pasar berada di bawah tekanan jual yang besar setelah mengalami reli di bulan Oktober.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia: Defisit Transaksi Berjalan Menjadi 1.86% dari PDB di Kuartal 3 Tahun 2015

    Neraca transaksi berjalan di Indonesia membaik karena neraca perdagangan non minyak & gas (migas) yang lebih kuat. Defisit transaksi berjalan Indonesia menurun menjadi 4,0 miliar dollar Amerika Serikat (AS), atau 1,86% dari Produk Domestik Bruto (PDB), di kuartal ketiga tahun 2015. Performa ini jauh lebih baik dari defisit 7,0 miliar dollar AS (3,02% dari PDB) yang tercatat di kuartal 3 tahun 2014 atau 4,2 miliar dollar AS (1,95% dari PDB) di kuartal 2 tahun 2015. Sementara itu, neraca pembayaran menunjukkan defisit sebesar 4,6 miliar dollar AS, naik dari defisit 2,93 miliar di kuartal sebelumnya.

    Lanjut baca ›

  • Saham Asia di Zona Merah, Indonesia Melawan Tren

    Saham-saham Asia menghadapi tekanan pada hari Jumat (13/11) karena rendahnya harga minyak dan meningkatnya perkiraan bahwa Federal Reserve akan menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin di bulan Desember. Saham-saham sumberdaya alam menarik turun indeks-indeks saham di Australia, Hong Kong dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) lebih dari 1%. Kendati begitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), melawan tren di Asia, telah naik 0,51% menjadi 4.485,12 poin pada pukul 10:20 WIB kendati indeks-indeks Asia yang ada di zona merah. Sementara itu, dollar AS menguat terhadap mata uang Asia namun tidak setajam perkiraan sebelumnya.

    Lanjut baca ›

  • Fitch Ratings: Permintaan Properti Indonesia Tidak Akan Segera Membaik

    Agensi kredit global Fitch Ratings menyatakan dalam laporan Indonesia Property Watch yang terakhir bahwa permintaan di sektor properti di Indonesia tidak akan segera membaik dalam jangka waktu pendek. Sementara itu, Pemerintah Indonesia mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mendinginkan pasar properti di 2013 (karena pihak berwenang kuatir tentang munculnya sebuah gelembung), baru-baru ini Pemerintah telah mengubah sikapnya dan mengimplementasikan tindakan-tindakan untuk mendongkrak pasar karena perlambatan ekonomi di negara ini. Kendati begitu, Fitch Ratings tidak memprediksi akan terjadi rebound dalam jangka waktu dekat.

    Lanjut baca ›