Defisit transaksi berjalan membaik terutama karena necara non-migas yang lebih kuat karena impor menurun secara signifikan pada 18,2% pada basis year-on-year (y/y) akibat pengurangan permintaan domestik. Sementara itu, ekspor non migas mengalami penurunan yang tidak semenonjol itu (11,0% y/y) karena rendahnya harga-harga komoditi, dan kendati terjadi pertumbuhan ekspor riil sebesar 4,5% (y/y).

Defisit minyak dan gas tetap relatif stabil dari kuartal sebelumnya karena penurunan surplus perdagangan gas dihalangi oleh penurunan defisit perdagangan minyak. Lebih dalam lagi, Bank Indonesia mengatakan bahwa "defisit transaksi berjalan lebih kecil karena penurunan dalam jasa transportasi (freight) sejalan dengan impor yang lebih sedikit dan juga surplus jasa perjalanan yang bertumbuh karena peningkatan jumlah pengunjung internasional ke Indonesia juga mengamankan performa transaksi berjalan."

Bahas