Karena yuan terdevaluasi, maka negara-negara Asia lainnya perlu untuk membiarkan mata uang mereka melemah untuk menjaga supaya produk ekspor mereka tetap kompetitif. Masalah lain adalah yuan yang lemah membuat impor komoditas RRT (dalam dollar AS) menjadi semakin mahal. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya permintaan komoditas dari RRT, dengan demikian memberi semakin banyak tekanan pada harga komoditas global.

Pada awal minggu dilaporkan bahwa sector manufaktur dan sektor jasa RRT yang berkontraksi atau melambat menimbulkan kekuatiran akan hard landing perekonomian RRT dan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi global.

Beberapa investor mungkin juga telah menjadi gugup dikarenakan adanya konfirmasi dari Korea Utara bahwa negara tersebut telah melakukan uji coba bom hidrogen pada Rabu (06/01). Sementara itu, gejolak geopolitik dan diplomatik antara Arab Saudi dan Iran terus berlangsung setelah ulama Syiah Saudi yang terkemuka Nimr al-Nimr dieksekusi dan Kedutaan Besar Saudi di Teheran dibakar oleh demonstran.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia turun sekitar 1% menjadi 4.563,53 poin sampai pukul 10:30 pagi WIB. Kurs rupiah acuan Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) terdepresiasi 0,60% menjadi Rp 13.946 per dollar AS.

Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):

| Source: Bank Indonesia

Sebelum penghentian paksa, Shanghai Composite Index RRT turun 7,32%, sedangkan Indeks 225 Nikkei Jepang turun 1,78%, Indeks Hang Seng Hong Kong turun 2,32%, dan Indeks Straits Times Singapura turun 1,88% sekitar pukul 10.30 Waktu Indonesia Barat (WIB) pada hari Kamis (07/01).

Bahas