Kesuksesan BOS dalam mengalirkan pendanaan operasional untuk sekolah-sekolah telah direplikasi di bagian lain sistem ini dan oleh banyak pemerintah daerah. Pada tahun 2014, semua tingkat pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai sekolah menengah atas memiliki program BOS dan sekitar sepertiga dari semua Pemerintah Daerah mengimplementasikan program-program serupa.

Setiap tahunnya, sekolah menerima 50 dollar Amerika Serikat (AS) untuk setiap pelajar sekolah dasar dan 60 dollar AS untuk setiap pelajar sekolah menengah pertama. Ini kemudian diartikan menjadi dana tahunan sekitar 20.000 dollar AS untuk rata-rata sebuah sekolah menengah pertama.

Bank Dunia baru-baru ini menerbitkan sebuah laporan, berjudul 'Assessing the Role of the School Operational Grant Program (BOS) in Improving Education Outcomes in Indonesia' yang mengkaji satu dekade program ini.

Temuan-temuan kunci dari laporan ini adalah:

Beban keuangan bagi keluarga untuk menyekolahkan anak turun pada awalnya:

Setelah program BOS diperkenalkan pada tahun 2005, keluarga yang memiliki anak di sekolah dasar dan menengah tingkat pertama mengeluarkan biaya 6% lebih sedikit pada tahun pertama BOS berjalan.
20% keluarga termiskin mengalami penurunan biaya terbesar, begitu pula siswa uang yang bersekolah di sekolah negeri.
Penghematan semakin terlihat pada tingkat sekolah menengah pertama, dimana pengeluaran keluarga termiskin turun sebanyak 30%, dibandingkan 5% untuk tingkat sekolah dasar.
Namun pada tahun 2009, waktu sekolah-sekolah semakin mengenal cara kerja program BOS, biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh keluarga mulai naik. Menurut nilai biaya riil, rata-rata pengeluaran rumah tangga pada tahun 2012 menjadi 46% lebih tinggi di tingkat sekolah dasar dibandingkan pada tahun 2003 sebelum program BOS berjalan.

Semakin banyak anak yang bersekolah

Angka partisipasi pada sekolah menengah tingkat pertama, khusunya siswa termiskin, naik secara signifikan setelah adanya program BOS. Antara tahun 2000 hingga 2005 sebelum adanya BOS, tingkat partisipasi siswa miskin pada sekolah menengah tingkat pertama menjadi stagnan. Sejak program BOS berjalan, angka partisipasi siswa miskin naik sebesar 26%.
Program BOS diharapkan bisa meningkatkan peluang siswa untuk menyelesaikan pendidikan wajib belajar 9 tahun. Namun, tidak banyak bukti yang menunjukkan bahwa program BOS telah secara signifikan meningkatkan transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama.

Sekolah melakukan pengelolaan sekolah dengan lebih baik

BOS telah membantu terbentuknya komite sekolah, dan para anggota komite diharapkan mampu ikut mengelola pendanaan program.
Tetapi, anggota komite sekolah jarang dimintai masukan saat pembuatan keputusan terkait alokasi anggaran BOS. Yang lebih umum terjadi adalah kepala sekolah dan guru akan menentukan alokasi dana, kemudian menyampaikan keputusan mereka kepada ketua komite sekolah untuk mendapat persetujuan.

Sumber: Bank Dunia

Bahas