• Membeli Rumah di Indonesia Dipermudah karena BI Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

    Dalam waktu dekat akan lebih mudah untuk membeli properti di Indonesia karena Bank Indonesia merencanakan untuk meringankan persyaratan uang muka untuk hipotek. Hari ini (22/05), Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bahwa kewajiban uang muka untuk pembeli rumah pertama akan diturunkan dari 30% menjadi 20% dari nilai properti. Keringanan ini seharusnya memiliki dampak positif pada performa institusi-institusi finansial dan para developer properti karena permintaan untuk pinjaman dan properti diasumsikan akan bertumbuh.

    Read column ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah: Gaining on S&P Rating Outlook Upgrade

    Although most emerging market stocks fell, Indonesian stocks and the rupiah showed a solid performance on Thursday (21/05). The rupiah appreciated 0.40 percent to IDR 13,122 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index, while the benchmark stock index of Indonesia (Jakarta Composite Index) rose 0.39 percent to 5,313.21 points. Most emerging stocks fell due to weak data from China (despite a series of stimulus). However, Indonesian stocks were supported by news about its credit rating and dividend announcements.

    Read column ›

  • Rupiah & Saham Melemah Menjelang Pertemuan Kebijakan Bank Indonesia

    Para investor jelas sedang menunggu hasil-hasil dari Pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diadakan pada hari ini (19/05). Dalam pertemuan kebijakan ini, bank sentral Indonesia akan memutuskan pendekatan moneternya. Bagi banyak pelaku pasar, merupakan hal yang penting dan krusial untuk mempelajari apakah Bank Indonesia akan menyesuaikan kebijakan suku bunganya dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia (yang telah mencapai kecepatan terlambat dalam lima tahun terakhir di kuartal 1 tahun 2015).

    Read column ›

  • Foreign Debt Growth Indonesia Slows, What about the Interest Rate?

    Bank Indonesia announced today that the country’s total foreign debt rose 7.6 percent (y/y) to USD $298.1 billion in the first quarter of 2015. This figure means that the pace of the country’s foreign debt growth has slowed from the 10.2 percentage point growth (y/y) that was recorded in the preceding quarter. Both public and private sector foreign debt growth slowed as both sectors are more careful to take up loans amid a weakening rupiah while export revenues decline amid sluggish global (and domestic) economic growth.

    Read column ›