Waspadalah terhadap penipu yang aktif di WA mengatasnamakan Indonesia Investments
19 June 2025 (closed)
Jakarta Composite Index (6,968.64) -139.15 -1.96%
Bagian Kolom Berita ini berisi artikel dengan analisis mendalam mengenai topik yang memiliki nilai berita tinggi di Indonesia dan dapat dianggap sebagai topik-topik yang mampu mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Sebagian besar berita yang diterbitkan di sini mencakup pokok permasalahan politik, ekonomi atau sosial. Dengan mengikuti artikel di bagian ini, Anda akan diberitahu mengenai apa yang terjadi di Indonesia dan - tidak kalah pentingnya - memahami mengapa hal itu terjadi.
Merespon ekonomi global yang melambat, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan paket kebijakan ekonomi yang baru yang bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakjelasan yang tinggi dalam konteks global. Pada hari Rabu (09/09), Joko Widodo (dikenal dengan panggilan Jokowi) memberikan sejumlah detail mengenai fase pertama ini dalam sebuah pidato di Istana Negara di Jakarta.
Global credit rating agency Moody’s Investors Service cut its forecast for economic growth in Indonesia this year from five percent (y/y) to 4.7 percent (y/y) due to the perceived hard landing of China’s economy in combination with sluggish conditions in Japan and the Eurozone. Weak demand from China, the world’s second-largest economy and the top trading partner of Indonesia, is expected to continue to plague Indonesian exports and earnings.
Soon it will be easier for foreigners (expats) to have a foreign currency bank account (non-rupiah) in Indonesia. Muliaman D. Hadad, Chairman of the Financial Services Authority (OJK), stated it is bound to issue a new regulation that allows for easier banking in foreign currencies in Indonesia. This regulation is made in an effort to raise the country’s foreign exchange reserves and support the ailing rupiah.
Hasil produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Indonesia, produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia, mungkin turun sebanyak 20% menjadi 27,5 juta ton di 2016 karena dampak negatif dari fenomena cuaca El Nino. Sebagai catatan positif, penurunan hasil produksi CPO di Indonesia dapat mendukung harga CPO yang telah jatuh ke level terendah selama 6,5 tahun terakhir pada 1.836 ringgit minggu lalu.
