Sejauh ini pada tahun ini, tedapat tiga IPO di BEI (yaitu Bank Yudha BhaktiMitra Keluarga Karyasehat dan PP Properti) dan juga satu pendaftaran ulang (Mitra Energi Persada). Meskipun begitu, hasilnya agak bercampur antara baik dan buruk.

Contohnya, pendaftaran pengembang properti PP Properti di BEI minggu lalu (19/05) sukses dan saham perusahaan naik sekitar 12% pada hari perdagangan pertama dan saham mengalami oversubscribe 2,4 kali, menandakan permintaan investor yang subur (dan kepercayaan kepada perusahaan). Meskipun begitu, manajemen perusahaan merasa dipaksa menawarkan saham pada harga terendah (Rp 185 per saham) pada cakupan harga Rp 185 sampai Rp 320 per saham karena kuatir bahwa para investor tidak akan terlalu tertarik untuk membeli pada harga yang relatif mahal karena konteks perekonomian domestik dan global. Terlebih lagi, sektor properti Indonesia telah melambat di beberapa tahun terakhir dan karenanya para investor sekarang lebih berhati-hati. Karena itu, PP Properti ‘hanya’ meraup Rp 908,7 miliar dari IPO-nya (dari perkiraan awal perusahaan untuk potensi Rp 1,57 triliun).

Secara umum, para investor berhati-hati di kuartal 1 tahun 2015. Di minggu terakhir April, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba jatuh 6,6%, terutama karena pendapatan lemah perusahaan-perusahaan terdaftar di BEI di kuartal 1 menginformasikan kepada para investor bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) melambat lebih lanjut di kuartal 1. Sejak 2011 Indonesia telah dibebani dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Bahkan di awal 2015, Badan Pusat Statistik mengumumkan bahwa angka pertumbuhan PDB di kuartal 1 tahun 2015 jatuh dalam tingkat terendah selama lima tahun yaitu 4,71% pada basis year-on-year (y/y).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IPO operator rumah sakit Mitra Keluarga Karyasehat (Maret 2015) jauh lebih mengagumkan. Saham perusahaan mengalami oversubscribe 10,3 kali. Apalagi, perusahaan menawarkan sahamnya pada harga yang relatif mahal pada Rp 17.000 per saham (perusahaan telah menentukan cakupan harganya untuk IPO antara Rp 14.500 dan Rp 18.000 per saham). Kontras dengan sektor properti Indonesia, ada optimisme mengenai sektor layanan kesehatan Indonesia karena program layanan kesehatan universal dari Pemerintah (diimplementasikan di 2014) mengimplikasikan bahwa jasa rumah sakit dan industri farmasi diprediksi untuk bertumbuh di tahun-tahun ke depan.

Prediksi IPO Mendatang di Indonesia

Di 2015 BEI menargetkan untuk mendaftarkan 32 perusahaan Indonesia di BEI. Target ini telah direvisi menurun dari 35 karena konteks ekonomi domestik. Beberapa perusahaan yang telah mengumumkan rencana IPO mereka disebutkan di bawah.

Puradelta Lestari, sebuah pengembang properti Indonesia dan unit properti industri dari Sinarmas Land Ltd yang terdaftar di Singapura, juga merevisi rencana IPO-nya setelah melihat kelanjutan dari perlambatan pertumbuhan perekonomian di kuartal 1 tahun 2015. Pada awalnya, perusahaan ini berencana mengumpulkan hampir 300 juta dollar AS dalam IPO-nya di BEI dengan menawarkan 10,8 miliar saham kepada publik. Namun, perusahaan ini memutuskan untuk menawarkan 4,8 miliar saham hanya pada harga Rp 210 per saham (dan karenanya bertujuan mengumpulkan sekitar 77 juta dollar AS melalui IPO) untuk ekspansi bisnis.

• Merdeka Copper Gold, sebuah unit pertambangan dari firma investasi Grup Saratoga, berencana untuk mengumpulkan sampai Rp 1,8 triliun dari IPO-nya yang direncanakan pada Juni 2015. Hasilnya akan digunakan untuk menyuntikkan modal ke anak perusahaannya Bumi Suksesindo.

Anabatic Technologies didirikan di 2002 dan merupakan bagian dari Grup Titan. Perusahaan ini berfokus pada menyediakan solusi Teknologi Informasi yang terintegrasi untuk berbagai jenis bisnis (seperti perbankan, telekomunikasi, dan farmasi) dan memiliki 4 divisi bisnis; sistem integrasi, distribusi bernilai tambah, outsourcing Teknologi Informasi, dan outsourcing proses bisnis. Dengan aset lebih dari Rp 1,5 triliun, perusahaan ini mungkin termasuk 5 perusahaan Teknologi Informasi terbesar di Indonesia.

Gelombang Seismic Indonesia adalah sebuah perusahaan yang mendukung perusahaan-perusahaan eksplorasi minyak dan gas melalui survei seismik dan geofisika (dan berspesialisasi dalam menyediakan data 3D). Perusahaan ini akan menawarkan sekitar 30% dari sahamnya di BEI. Kira-kira 70% dari hasil IPO akan digunakan untuk pengeluaran modal, sementara sisanya untuk modal kerja.

Indonesia Media Televisi, anak perusahaan dari Grup Lippo, menawarkan layanan TV berbayar (BIG TV).

• Binakarya Jaya Abadi adalah sebuah perusahaan pengembang properti yang berafiliasi pada Grup Agung Sedayu.

• Mega Manunggal Property, didirikan di 2010, menyediakan fasilitas-fasilitas logistik di Indonesia dengan menyewakan gudang-gudang dan ruang-ruang kantor, termasuk gudang-gudang umum, gudang dalam bentuk khusus, bangunan kantor, dan gudang logistik.

Garuda Metalindo, didirikan di 1982, adalah sebuah perusahaan manufaktur baut dan mur untuk industri otomotif. Saat ini memiliki dua pabrik di sebuah area seluas 40.000 m2 di Tangerang dan Kapuk (Jawa). Klien-kliennya termasuk Astra Honda Motor, Kawasaki Motor, Krama Yudha Tiga Berlian Motor, dan Suzuki Indomobil Motor.

Vallianz Offshore Maritim, unit dari Vallianz Holding Ltd yang terdaftar di Singapura, adalah perusahaan pengapalan yang menyediakan kapal-kapal pendukung lepas pantai dan solusi kelautan yang terintegrasi untuk industri minyak dan gas. Perusahaan ini berencana menjual 15-20% saham dalam IPO tahun ini.

Last Update: 29 Mar 2021
IPOs on the Indonesia Stock Exchange up to May 2015
CompanyP: 29 Mar 2021P: 28 Mar 2021Gain/LossP/E ttmYield %Gain/Loss YTD
Bank Yudha BhaktiBBYB4984940.81%N/A0.00%40.68%
Mitra Keluarga KaryasehatMIKA2,7202,750-1.09%N/A0.00%4.62%
Mitra Energi PersadaKOPI5655650.00%N/A0.00%13.00%
PP Properti Tbk.PPRO7577-2.60%N/A0.00%-19.35%
Combined Total3,8583,886-0.72%8.77%

Green colour indicates upward movement Red colour indicates downward movement P = price; E = earnings; D = dividend; Yield = D/P "N/A" indicates P/E < 0 (negative earnings) "-" indicates E,D,P or YTD is not available

Bahas