Meski sempat bersinggungan dengan zona merah namun, dengan cepat IHSG dapat keluar dan bertengger di zona hijau. Positifnya pembukaan bursa saham Eropa dan berbalik menguatnya nilai tukar Rupiah membuat IHSG mampu bertahan di teritori positif hingga akhir sesi. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 5165,58 (level tertingginya) di akhir sesi 1 dan menyentuh level 5147,39 (level terendahnya) di mid sesi 1 dan berakhir di level 5156,75. Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.


Meski rilis harga properti dan FDI China mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,5 persen dan 17 persen namun, tidak mendapat tanggapan negatif dan sebaliknya justru positif. Dengan penurunan tersebut, pelaku pasar mencoba berekspektasi nantinya pemerintah China akan melonggarkan pengetatan di bidanng properti. Di sisi lain, pelaku pasar turut menyambut positif pertemuan Menlu Rusia dan Ukraina untuk membahas penyelesaian konflik. Meningkatnya harga minyak mentah dunia membuat saham-saham energi Jepang terapresiasi sehingga berimbas pada menghijaunya Nikkei. Penguatan saham-saham farmasi, energi, hingga telekomunikasi berimbas pada menghijaunya sejumlah laju bursa saham Asia Pasifik.

Laju nilai tukar Rupiah turut terapresiasi seiring menguatnya sejumlah mata uang Asia. Salah satunya Won KorSel yang terapresiasi setelah terimbas penurunan suku bunga acuan menjadi 2,25% dari 2,5% dan kenaikan surplus current account-nya serta Baht Thailand yang terapresiasi setelah kenaikan tidak terduga GDP nya. Di sisi lain, penguatan Poundsterling seiring pernyataan Gubernur BoE, Mark Carney, yang mengekspektasikan pulihnya pemasukan negara akan membuat para pengambil kebijakan untuk dapat segera menaikkan suku bunga acuannya. Laju Rupiah di atas level support 11700. Laju Rupiah diharapkan dapat melanjutkan penguatannya seiring masih adanya sentimen positif dari global. Rp11690-11660 (kurs tengah BI).

| Source: Bank Indonesia

Bahas