IMF memotong proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi AS menjadi 2,5% (y/y) di 2015, turun dari perkiraan poin 3,1% yang dibuat sebelumnya. Maka IMF menyarankan bank sentral di negara dengan ekonomi terbesar di dunia (Federal Reserve) untuk menunda menaikkan suku bunganya (sampai kuartal 1 tahun 2016) karena sebuah kenaikan bunga akan meningkatkan volatilitas global dan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Di 2014 ekonomi AS bertumbuh 2,4%. IMF memprediksi pertumbuhan global untuk membaik menjadi 3,8% tahun depan.

Mengenai negara-negara ekonomi berkembang. IMF menyatakan bahwa “perlambatan pertumbuhan yang berlanjut merefleksikan beberapa faktor yaitu rendahnya harga komoditi dan pengetatan kondisi keuangan eksternal, birokrasi struktural yang buruk, penyeimbangan kembali di RRT, dan ketegangan perekonomian sehubungan dengan faktor-faktor geopolitik.“ Meskipun begitu, rebound di aktivitas perekonomian di beberapa negara yang mengalami tekanan diprediksi untuk berdampak pada kenaikan di pertumbuhan di tahun depan.

Sementara itu Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan kepada para wartawan di hari Rabu (08/07) bahwa perekonomian Indonesia diprediksi untuk berekspansi 4,7% (y/y) di kuartal kedua tahun 2015, datar dari kuartal sebelumnya (4,71% y/y). Perekonomian domestik dibebani oleh beberapa faktor yang telah menyebabkan perlambatan perekonomian di tahun sebelumnya: lambatnya pertumbuhan global, rendahnya harga komoditi (mengimplikasikan performa ekspor yang lemah), tingkat suku bunga yang tinggi, dan belanja Pemerintah yang lambat. Meskipun begitu, Martowardojo optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat berakselerasi di pertengahan kedua tahun 2015 apabila belanja Pemerintah, investasi dan konsumsi domestik membaik.

Pada awal minggu ini, baik Bank Dunia maupun Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memotong proyeksi mereka untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia di 2015. Bank Dunia memotong proyeksinya dari 5,2% (y/y) menjadi 4,7% (y/y), sementara ADB memotong proyeksinya dari 5,2% (y/y) menjadi 5% (y/y).

Bahas