Karena dampak dari El Nino, fenomena cuaca periodik yang melibatkan suhu air laut hangat di pantai Barat Amerika Selatan dapat menyebabkan perubahan-perubahan iklim di seluruh Samudera Pasifik, produksi beras di Indonesia mungkin menurun. Fenomena cuaca El Nino, yang terjadi rata-rata sekali dalam lima tahun, dapat menyebabkan musim kemarau yang berat di negara-negara utama penghasil produk pertanian di Asia Tenggara sehingga berdampak pada pasar komoditi-komoditi global. Di Indonesia, musim kemarau biasanya terjadi dari bulan Mei sampai Agustus. Kendati begitu, karena El Nino, baru pada Oktober-November turun hujan di wilayah-wilayah negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.

Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, mengatakan bahwa impor beras dari Vietnam ini dilakukan hanya untuk mengamankan cadangan beras negara ini dan mungkin tidak perlu untuk menjualnya ke pasaran. Saat ini, Bulog (Badan Urusan Logistik), lembaga yang memegang monopoli impor beras dan memonitor proses distribusi dan mengamankan stabilitas harga di negara ini, masih memiliki cadangan beras kira-kira 1,4 juta ton. Lembaga ini juga mengatakan bahwa para petani beras lokal telah mulai menanam padi bulan ini, berarti musim panen bisa dimulai di bulan Februari.

Bahas