• Pasar Saham & Rupiah Indonesia: Selling Besar-Besaran Terus Berlangsung

    Penjualan secara besar-besaran terus berlangsung di Asia pada Senin (11/01). Indeks-indeks saham di Asia - yang dipimpin oleh Shanghai Composite Index Republik Rakyat Tingkok (RRT) - jatuh parah. Inflasi RRT yang teredam pada bulan Desember, Shanghai Composite Index yang terjun 5,33% hari ini, turunnya harga minyak, dan jatuhnya saham di Wall Street akhir pekan lalu (saham Amerika Serikat mengalami minggu terburuknya dalam empat tahun terakhir), membuat investor mencari aset yang aman (safe haven) seperti emas, yen Jepang dan dollar AS. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia turun 1,78% menjadi 4.465,48 poin.

    Lanjut baca ›

  • Layanan Kesehatan Indonesia: Meningkatkan Produksi Lokal Bahan Baku Obat

    Salah satu paket stimulus ekonomi selanjutnya dari Pemerintah Indonesia akan berfokus pada meningkatkan produksi dalam negeri bahan baku untuk obat-obatan dan perangkat medis. Saat ini, industri tersebut masih sangat tergantung pada impor bahan baku. Diperkirakan bahwa sekitar 90% dari bahan baku/dasar untuk pembuatan obat-obatan dan perangkat medis perlu diimpor dari luar negeri sehingga menyebabkan tekanan tambahan pada neraca pembayaran Indonesia.

    Lanjut baca ›

  • Hutang Pemerintah Indonesia sebesar 27% dari Produk Domestik Bruto (PDB)

    Hutang Pemerintah Indonesia meningkat tajam. Pada akhir tahun 2015, total hutang Pemerintah mencapai Rp 3.089 triliun, atau 27% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara menurut pernyataan dari Kementerian Keuangan Indonesia. Satu tahun sebelumnya - pada akhir 2014 - rasio hutang negara terhadap PDB adalah sebesar 24,7% (atau Rp 2.608,8 triliun). Sejak akhir krisis keuangan Asia di akhir 1990-an, rasio hutang Indonesia terhadap PDB telah menurun dari lebih dari 150% menjadi kisaran yang sehat antara 26-29 % dalam beberapa tahun terakhir.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's Investment Agency Targets 15% Investment Growth in 2016

    The Indonesia Investment Coordinating Board (BKPM), the central government's investment services agency, targets to see a 15 percent growth to IDR 594.8 trillion (approx. USD $43 billion) in investment realization in 2016 supported by an improving investment climate in Southeast Asia's largest economy. Franky Sibarani, Head of the BKPM, said the government is particularly eager to see sharp growth in investment realization in the country's manufacturing sector, in infrastructure, services and trade, and in the raw resources industry.

    Lanjut baca ›