• Aktivitas Manufaktur Indonesia Berkontraksi untuk 12 Bulan Beruntun di September

    Selama 12 bulan beruntun, aktivitas manufaktur Indonesia berkontraksi karena hasil produksi dan pesanan baru menurun. Nikkei/Markit purchasing managers' index (PMI) turun menjadi 47,4 di September 2015 dari 48,4 di bulan sebelumnya dan di bawah perkiraan para analis (angka 50,0 memisahkan antara kontraksi dan ekspansi). Kontraksi September adalah penurunan tercepat kedua dalam aktivitas manufaktur Indonesia sejak indeks ini dimulai di awal 2012.

    Lanjut baca ›

  • Update Harga Konsumen Indonesia: Deflasi di September, Inflasi Tahunan Menurun

    Indonesia mengalami deflasi, dengan harga konsumen turun 0,05% (month-on-month), pada September 2015 karena menurunnya harga makanan dan transportasi. Contoh dari penurunan harga makanan termasuk harga daging ayam, telur, cabai, bawang dan minyak untuk memasak. Biaya transportasi yang lebih rendah terutama disebabkan karena menurunnya biaya transportasi udara yang berkontribusi kepada deflasi. Pada basis tahunan, inflasi Indonesia menurun 6,83% di bulan September, turun dari 7,18 pada basis year-on-year (y/y) di bulan sebelumnya, dan di bawah perkiraan para analis pada 7,0 (y/y).

    Lanjut baca ›

  • Update Berita Minyak Sawit: Pajak Ekspor CPO Indonesia Tetap pada 0%

    Pajak ekspor Indonesia untuk pengapalan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) akan tetap pada 0% di Oktober 2015 karena harga referensi CPO Pemerintah jatuh 13% (month-on-month) menjadi 529,51 dollar Amerika Serikat (AS) per metrik ton. Ketika harga referensi CPO ini berada di bawah batasan 750 dollar AS per ton, maka Pemerintah menghapuskan pajak ekspor dalam rangka untuk membuat pembelian minyak sawit Indonesia menjadi lebih menarik. Kendati begitu, para eksportir masih tetap dikenai beacukai ekspor minyak sawit yang baru-baru ini diberlakukan. Ketika pajak ekspor dipotong menjadi 0%, para eksportir diharuskan untuk membayar beacukai senilai 50 dollar AS per ton untuk pengapalan CPO dan 30 dollar AS per ton untuk pengapalan produk-produk minyak sawit olahan (sebagian dari pendapatan ini disalurkan kepada program subsidi biodiesel Indonesia).

    Lanjut baca ›

  • Paket Kebijakan Bank Indonesia untuk Mengamankan Stabilitas Rupiah & Memperkuat Manajemen

    Setelah Pemerintah Indonesia mengumumkan paket kebijakan ekonomi yang kedua pada hari Selasa (29/09), bank sentral (Bank Indonesia) mengikuti dengan mengeluarkan paket stabilisasi nilai tukar rupiah pada hari Rabu (30/09). Paket Bank Indonesia ini memiliki tiga pilar utama: (1) mengamankan stabilitas nilai tukar rupiah, (2) memperkuat manajemen likuiditas rupiah, dan (3) memperkuat manajemen penawaran dan permintaan mata uang asing.

    Lanjut baca ›