Kendati begitu, futures minyak sawit di Kuala Lumpur menyentuh ketinggian 2.460 ringgit (kira-kira 555 dollar AS) per metrik ton pada awal minggu ini karena ringgit menyentuh level terendah dalam 17 tahun terhadap dollar AS (membuat minyak sawit lebih menarik bagi para pembeli asing). Dorab Mistry, Direktur Godrej Industries Ltd, percaya bahwa kenaikan harga minyak sawit ini bisa diperpanjang. Kendati begitu, dia menambahkan, bahwa kenaikan harga CPO berkepanjangan kemungkinan besar tidak akan terjadi kecuali bila harga minyak mineral naik secara signifikan. Minyak mentah yang murah membuat minyak nabati (seperti minyak sawit) menjadi pilihan yang kurang menarik untuk biofuel berbahan minyak sawit.

Mistry juga mengatakan bahwa harga minyak sawit bisa didukung sampai tahun 2016 bila Indonesia dapat menyerap jumlah yang signifikan dari produksi minyak sawitnya melalui program biodiesel. Kendati begitu, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini memiliki rekam jejak yang lemah mengenai implementasi kebijakan-kebijakan baru.

Lebih lanjut lagi, harga CPO didukung oleh kekuatiran bahwa fenomena cuaca El Nino (yang mengurangi curah hujan di Asia Tenggara) akan mengurangi hasil produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia, dua negara pembudidaya dan pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia, sebanyak kira-kira 30%. Kekuatiran ini berhasil menarik minyak sawit keluar dari pasar bearish yang telah dimasukinya di bulan Agustus.

Di sisi lain, fenomena El Nino menyebabkan curah hujan yang tinggi ke Amerika tempat produksi kacang kedelai (minyak kedelai adalah rival utama di pasar global) diprediksi akan berlimpah.

Sementara itu, India memutuskan untuk menaikkan beacukai impor minyak-minyak nabati di bulan ini. Negara pengimpor minyak sawit terbesar di dunia ini meningkatkan beacukai impor CPO (dan minyak kedelai) dari 7,5% menjadi 12,5%. Tindakan ini sangat mungkin akan mengurangi impor.

Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia:

    2008   2009   2010   2011   2012   2013   2014   2015¹
Production
(million metric tons)
  19.2   19.4   21.8   23.5   26.5    27.0    31.0    31.5
Export
(million metric tons)
  15.1   17.1   17.1   17.6   18.2    21.2    20.0    19.5
Export
(in USD billion)
  15.6   10.0   16.4   20.2   21.6    19.0    21.0   

¹ menunjukkan prognosis
Sumber: Food and Agriculture Organization of the United Nations, Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) and Indonesian Ministry of Agriculture

Bahas