• Rupiah & Saham Indonesia Menguat setelah Pertemuan Federal Reserve

    Saham di Indonesia dan nilai tukar rupiah menguat tajam pada hari Kamis (19/03) setelah Federal Reserve menunda menaikkan suku bunga acuannya dalam Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari yang berakhir pada hari Rabu (18/03) karena inflasi Amerika Serikat (AS) masih rendah sedangkan pertumbuhan ekonomi AS sedikit melambat. Bank sentral AS menberikan sinyal bahwa Fed tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga acuannya. Di sisi lain, Fed juga menghapuskan kata 'sabar' dari panduannya untuk suku bunga (yang berada dalam posisi paling rendah sejak akhir 2008).

    Lanjut baca ›

  • Bank Dunia Merilis Indonesia Economic Quarterly Edisi Maret 2015

    Bank Dunia menerbitkan laporan terbarunya mengenai Perekonomian Indonesia pada tanggal 18 Maret 2015. Dalam laporan yang berjudul 'High Expectations’ ini Bank Dunia memuji perkembangan reformasi awal di beberapa area kunci seperti subsidi bahan bakar minyak dan juga bertambahnya tindakan-tindakan reformasi kunci yang sedang dalam proses. Ini membangkitkan harapan yang tinggi mengenai perekonomian Indonesia pada jangka waktu menengah maupun panjang. Namun, Pemerintah juga menghadapi halangan-halangan untuk menerapkan reformasi struktural lebih lanjut karena prospek pertumbuhan yang menurun.

    Lanjut baca ›

  • Bank Sentral Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di 7,50% di Maret

    Bank Sentral Indonesia (Bank Indonesia) memutuskan untuk tetap menjaga suku bunga acuannya pada 7,5% sebagai hasil keputusan pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang dilakukan hari ini. Suku bunga overnight deposit facility dan suku bunga lending facility dipertahankan masing-masing 5,5% dan 8%. BI menganggap bahwa kondisi suku bunga saat ini sesuai dengan targetnya untuk mendorong inflasi ke dalam target antara 3,0% sampai 5,0% dalam basis year on year (y/y) di tahun 2015 dan mengurangi defisit neraca transaksi berjalan Indonesia antara 2,5% sampai 3,0% dari produk domestik bruto (PDB).

    Lanjut baca ›

  • Update Minyak Sawit Indonesia: Prediksi Pesimistis Harga CPO

    Diperkirakan bahwa ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan hasil olahannya jatuh pada Februari 2015 karena permintaan yang lambat dari India dan Republik Rakyat Tionghoa (RRT), dua negara pengimpor minyak sawit terbesar di dunia. Ekspor juga menurun karena produksi kedelai dunia meningkat (minyak kedelai adalah bahan pengganti yang mirip dengan minyak sawit untuk digunakan sebagai bahan makanan dan biodiesel). Berdasarkan pada median dari enam penghasil minyak sawit, perkiraan para analis dan lembaga, pengiriman minyak sawit Indonesia (termasuk bungkil inti sawit) jatuh 6% pada basis month-to-month (m/m) menjadi 1,7 juta metrik ton di bulan Februari.

    Lanjut baca ›