Bulan lalu, bank sentral Indonesia melakukan tindakan mengejutkan dengan menurunkan suku bungannya yang menjadi acuan (BI rate) sebanyak 25 basis poin menjadi 7,50%. Hal ini dilakukan terutama karena inflasi telah terkendali. Inflasi di Indonesia menurun menjadi 6,29% (y/y) di bulan Februari dari puncaknya 8,36% (y/y) di bulan Desember 2014. Pemotongan suku bunga di bulan lalu mengejutkan banyak - apabila bukan semua - analis. Namun, kali ini banyak analis setuju bahwa tidak akan ada pemotongan suku bunga lagi karena nilai tukar rupiah yang telah menjadi salah satu mata uang paling rentan karena perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS)

BI Rate Bank Indonesia:

Akibatnya, rupiah yang telah melemah ke level terendahnya sejak Agustus 1998, menguat 0,49% menjadi Rp 13.181 per dollar AS pada hari Selasa (17/03) menurut Bloomberg Dollar Index.

Nilai tukar rupiah yang menjadi acuan BI (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate disingkat JISDOR) menguat 0,21% menjadi Rp 13.209 per dollar AS pada hri Selasa (17/03).

Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):

| Source: Bank Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang mendapat manfaat signifikan dari pelonggaran kebijakan moneter AS yang dimulai pada akhir tahun 2000an. Program quantitative easing AS (dikombinasikan dengan tingkat suku bunga yang rendah) menyebabkan capital inflows ke Indonesia. Namun, pada saat ini, pengetatan moneter AS menyebabkan capital outflows dari pasar negara-negara berkembang, dan memicu momentum bullish untuk dollar AS.

Bahas