Meskipun begitu, volume perdagangan lebih rendah dan hanya mencapai rata-rata 60% selama 30 hari terakhir dan karenanya mengindikasikan bahwa para pelaku pasar tetap waspada.

Para investor tetap kuatir karena ancaman akan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (hari ini Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan dua harinya) dan juga ketidakjelasan mengenai krisis hutang Yunani di Eropa.

Para investor asing membeli saham bernilai bersih Rp 199,8 miliar setelah sebagaian besar dari mereka menjual saham Indonesia hampir dalam semua sesi di bulan Juni.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG):

Sementara itu, rupiah Indonesia menurun 0,17% menjadi Rp 13.348 per dollar Amerika Serikat (AS) menurut Bloomberg Dollar Index. Selain dari faktor-faktor yang telah disebutkan (Yunani dan Federal Reserve), para pelaku pasar juga menunggu hasil dari pertemuan kebijakan bank sentral Indonesia (dijadwalkan untuk dilaksanakan pada hari Kamis 18 Juni 2015). Diprediksi bahwa bank sentral tidak akan mengubah tingkat suku bunganya karena inflasi Indonesia telah naik menjadi 7,15% pada basis year-on-year (y/y) di Mei 2015.

Nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) berada pada Rp 13.333 per dollar AS pada hari Selasa (16/06).

Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):

| Source: Bank Indonesia

Bahas