Pertama, ada asumsikan bahwa bank sentral Indonesia melakukan intervensi untuk menopang rupiah untuk mendorong rupiah pada kisaran target Bank Indonesia sebesar Rp 13.000 - Rp 13.200 per dollar AS untuk tahun 2015. Sementara itu, seorang pedagang rupiah menyatakan bahwa badan-badan usaha minyak milik negara (pembeli dollar AS dalam negeri terbesar "telah menarik permintaan mereka selama beberapa hari terakhir", menyiratkan bahwa rupiah memiliki ruang untuk menguat.

Kedua, Pemerintah Indonesia meluncurkan paket stimulus kedelapan pada hari Senin (21/12). Dalam paket terbaru ini sektor swasta dimungkinkan untuk membangun kilang minyak, asalkan produk akhir akan dijual ke perusahaan energi milik negara Pertamina. Terlebih, Indonesia akan memotong pajak impor untuk suku cadang penerbangan dalam rangka untuk mendukung industri penerbangan dalam negeri. Terakhir, Pemerintah akan merampingkan proses akuisisi tanah untuk pembangunan infrastruktur di seluruh negeri melalui "kebijakan satu-peta ".

Ketiga, harga minyak berhenti turun sementara pihak berwenang Republik Rakyat Tiongkok (RRT) diprediksi akan memberikan lebih banyak stimulus lebih untuk mendukung perekonomiannya yang lesu (yang tumbuh pada laju terlambat selama 25 tahun terakhir). Penghentian penurunan harga minyak penting untuk Indonesia karena harga minyak yang rendah memicu harga yang rendah bagi komoditi-komoditi lain (Indonesia adalah menjadi eksportir komoditi yang besar). Sementara itu, RRT adalah mitra dagang utama Indonesia dan karena itu peningkatan kondisi ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini akan meningkatkan permintaan ekspor Indonesia. RRT mengatakan kebijakan moneter seharusnya lebih fleksibel dan kebijakan fiskal harus lebih kuat untuk memerangi ekonomi yang lesu.

Meskipun ada penguatan nilai rupiah baru-baru ini, sebagian besar - jika tidak semua - lembaga keuangan global memprediksi akan terjadi pelemahan rupiah yang parah pada tahun 2016 akibat semakin dinaikkannya suku bunga AS.

Nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) menguat 1,85% menjadi Rp 13.615 per dollar AS pada hari Selasa (22/12).

Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):

| Source: Bank Indonesia

Bahas