Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Macroeconomy

  • Tantangan bagi Perekonomian Indonesia Tetap Berlanjut di 2016

    Dengan akan berakhirnya tahun 2015, maka ada baiknya kita melihat tantangan yang dihadapi Indonesia tahun ini dan apakah tantangan ini akan tetap ada di tahun 2016. Singkatnya, kami percaya bahwa tantangan eksternal yang ada saat ini akan bertahan di tahun yang baru. Pertumbuhan ekonomi negara ini diproyeksikan melaju menjadi 5,3% pada basis year-on year (y/y) pada tahun 2016 dari perkiraan 4,7% (y/y) pada tahun 2015 (tahun kelima berturut-turut perlambatan pertumbuhan produk domestik bruto), tetapi pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pengeluaran pemerintah.

    Lanjut baca ›

  • Macroeconomic Assumptions Indonesia to be Discussed in House

    The House of Representatives of Indonesia (DPR) is scheduled to meet on Thursday (22/10) to discuss the government's revised 2016 macroeconomic assumptions. In August 2015, Indonesian President Joko Widodo had unveiled the government's draft 2016 State Budget. However, due to overly optimistic assumptions, there has been the need for several revisions.

    Lanjut baca ›

  • Trade Balance Indonesia Improves in July 2015 but Concerns Persist

    Indonesia’s trade balance surplus widened to USD $1.33 billion in July 2015, improving markedly from the USD $528 million trade surplus in the preceding month and being much higher than expectations of analysts. Based on the latest data from Statistics Indonesia (BPS), Indonesia’s July exports fell 19.2 percent (y/y) to USD $11.4 billion, while imports plunged 28.4 percent (y/y) to USD $10.1 billion. The trade surplus is positive as it supports a narrowing current account deficit (which stood at 2.1 percent of GDP in Q2-2015).

    Lanjut baca ›

  • Pertumbuhan Perekonomian Indonesia Jatuh di Bawah 5% di 2015?

    Beberapa institusi internasional merevisi turun proyeksi mereka untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia di 2015 karena investor asing telah kecewa dengan performa pemerintah Indonesia yang baru, sementara gambaran perekonomian global tetap jauh dari membaik. Goldman Sachs, JPMorgan Chase, Credit Suisse dan Nomura Holdings semuanya memotong proyeksi pertumbuhan perekonomian Indonesia tahun ini menjadi di bawah batasan 5% (year-on-year). Tahun lalu pertumbuhan perekonomian Indonesia menyentuh titik terendah selama lima tahun terakhir yaitu 5,02% di basis year-on-year (y/y).

    Lanjut baca ›

  • Bagaimana dengan Ekonomi Indonesia di 2015?

    Setelah kecewa melihat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang hanya 4,71% pada basis year-on-year (y/y) di kuartal 1 tahun 2015, para investor merasa kuatir dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada sisa tahun ini. Pertumbuhan PDB yang lemah disebabkan oleh lemahnya performa ekspor (akibat lambatnya perekonomian global dan rendahnya harga-harga komoditi), tingkat suku bunga Indonesia yang tinggi (mengurangi daya beli masyarakat dan expansi bisnis oleh perusahaan lokal), dan lambatnya belanja pemerintah.

    Lanjut baca ›

  • Update PDB Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi 4.71% y/y di Q1-2015

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q1-2015 dicatat 4,71% pada basis year-on-year (y/y). Meskipun telah diprediksi bahwa angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan jatuh di bawah batas 5%, perlambatan ini lebih buruk dari dugaan awal. Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan pada awal hari ini (05/05) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat mencapai level terendah selama lima tahun akibat lemahnya ekspor (hasil dari berkurangnya pertumbuhan ekonomi di pasar ekspor) dan rendahnya harga minyak mentah dunia.

    Lanjut baca ›

  • S&P Awaiting Results from Indonesia’s Economic Policy Reforms

    Global credit rating agency Standard & Poor’s remains the only credit rating agency among the big three to maintain its BB+/stable rating on Indonesia’s sovereign credit (which is one notch below investment grade). Both Fitch Ratings (BBB-/stable) and Moody’s Investor Service (Baa3/stable) had already brought Indonesia back to investment grade in 2011 and 2012. Standard & Poor’s has been reluctant to raise Indonesia’s status as it wants to see more results from the country’s economic policy reforms.

    Lanjut baca ›

  • OECD mengenai Bonus Demografi, Proteksionisme & PDB Indonesia

    OECD (Organization for Economic Co-operation and Development), sebuah lembaga internasional yang bekerja sama dengan pemerintah negara-negara untuk memahami faktor-faktor yang mendorong perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, berpandangan positif mengenai prospek perekonomian di Indonesia. Namun, institusi ini juga menekankan bahwa Indonesia perlu melaksanakan pekerjaan rumahnya dalam rangka mendapatkan keuntungan optimal dari bonus demografi negara dan bergabung dengan kelompok negara berpendapatan menengah ke atas.

    Lanjut baca ›

  • Bank Dunia Merilis Indonesia Economic Quarterly Edisi Maret 2015

    Bank Dunia menerbitkan laporan terbarunya mengenai Perekonomian Indonesia pada tanggal 18 Maret 2015. Dalam laporan yang berjudul 'High Expectations’ ini Bank Dunia memuji perkembangan reformasi awal di beberapa area kunci seperti subsidi bahan bakar minyak dan juga bertambahnya tindakan-tindakan reformasi kunci yang sedang dalam proses. Ini membangkitkan harapan yang tinggi mengenai perekonomian Indonesia pada jangka waktu menengah maupun panjang. Namun, Pemerintah juga menghadapi halangan-halangan untuk menerapkan reformasi struktural lebih lanjut karena prospek pertumbuhan yang menurun.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Conference Fitch Ratings: “An Agenda for Change”

    International credit rating agency Fitch Ratings will host its annual Indonesia conference, with the theme “An Agenda for Change”, on Thursday 5 March 2015. This year’s theme refers to the ongoing process of reform amid political, economic and social challenges in Southeast Asia’s largest economy. High government officials, leading economists and investors will take part in this conference. For example, Indonesian Finance Minister Bambang Brodjonegoro is scheduled to make the opening keynote speech.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Macroeconomy

  • World Bank: Developing East Asia and Pacific is an Engine of Global Growth

    The latest World Bank report of East Asia and the Pacific states that "driven by strong domestic demand, economies of developing East Asia and Pacific continue to be an engine of global growth, growing at 7.5 percent in 2012 - higher than any other region in the world." Amid a recovering global economy the report projects that regional growth will rise to 7.8 percent in 2013 and ease to 7.6 percent in 2014.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's Central Bank Keeps Its Benchmark Rate at Record Low 5.75 Percent

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia, or BI) decided to maintain its record low policy rate for the 15th straight month at 5.75 percent as it is considered consistent with its inflation target range of 3.5-5.5 percent in 2013 and 2014. The central bank also stated that the global economic recovery is accompanied by many uncertainties which result in a lower forecast for Indonesia's economic growth. The full press release of Bank Indonesia can be read below.

    Lanjut baca ›

  • Despite Growth Some Issues Block Indonesia's Financial and Property Stocks

    In its most recent report, the Asian Development Bank (ADB) forecasts Indonesia to continue its robust economic growth. Last year, the economy of Indonesia expanded 6.23 percent, and according to the ADB this figure will rise to 6.4 percent in 2013 and 6.6 percent in 2014. However, since the start of April there have been some issues that are causing Indonesia's stock indices to go down. Although believed to be only temporary, it is worth taking a closer look.

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag