Wibowo mengatakan kesepakatan sponsorship tidak hanya tentang uang dan brand awareness. Menunjuk kepada kesepakatan sponsorship antara Emirates dan Arsenal Football Club, adalah sebuah kebanggaan bisa menjadi mitra sponsor dari klub sepak bola top yang bersaing dalam liga sepak bola yang paling banyak ditonton di dunia, disiarkan di lebih dari 200 negara (sehingga memiliki potensi penonton televisi sekitar 4,7 miliar orang).

Namun, berlawanan dengan Emirates yang berbasis di Dubai ini, Garuda Indonesia tidak memiliki ratusan juta dollar AS untuk dikeluarkan bagi kesepakatan sponsorship. Dengan demikian, Wibowo menekankan bahwa, meskipun brand awareness penting, namun Garuda Indonesia perlu menjaga kinerja keuangan yang berkelanjutan dan menguntungkan.

Pada awal tahun 2014 Garuda Indonesia menandatangani kontrak dua tahun dengan Liverpool Football Club untuk menjadi sponsor alat-alat pelatihan (training kit) dari klub tersebut. Liverpool - dan klub Premier League lainnya – memiliki banyak penggemar di Asia, terutama di Indonesia. Kesepakatan sponsorship antara kedua belah pihak akan berakhir pada Juni 2016.

Garuda Indonesia, satu-satunya maskapai penerbangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menyisihkan 500 juta dollar AS untuk belanja modal (capex) di tahun 2016. Namun, sebagian besar dari dana tersebut (sekitar 340 juta dollar AS) akan disuntikkan ke dalam anak perusahaan Citilink Indonesia, GMF AeroAsia, Gapura Angkasa, dan Aerowisata. Belanja modal akan dibiayai melalui cadangan kas internal serta pendanaan eksternal (pinjaman bank, sambil perusahaan tersebut juga mempelajari tentang kemungkinan penerbitan obligasi tahun ini).

Dana sebesar 160 juta dollar AS yang disisihkan oleh Garuda Indonesia untuk dibelanjakan bagi ekspansi bisnis pada tahun 2016 sebagian besar akan digunakan untuk pembayaran pra-pengiriman 23 pesawat baru (yang akan dikirimkan tahun depan) dan juga untuk penguatan IT dan e-commerce perusahaan.

Dalam sembilan bulan pertama di tahun 2015 Garuda Indonesia membukukan laba bersih sebesar 51,4 juta dollar AS, naik 123% (y/y) dari periode yang sama tahun sebelumnya (saat perusahaan membukukan kerugian sebesar 220,1 juta dollar AS).

Bahas