• Indonesian Stocks & Rupiah Update: Flat Performance on Tuesday

    While most Southeast Asian stock markets and emerging Asian currencies strengthened on Tuesday (03/03) on the back of a rebounding yen and - contrary to expectation - the decision of the Reserve Bank of Australia (RBA) to leave its cash rate a record low of 2.25 percent, Indonesian stocks and the rupiah performed rather flat. The benchmark Jakarta Composite Index fell 0.06 percent to 5,474.62 points, while the Indonesian rupiah rate appreciated 0.01 percent to IDR 12,969 according to the Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

  • Kunjungan Turis ke Indonesia Turun di Januari Karena Tahun Baru Cina

    Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menurun 3.99% year-on-year (y/y) ke angka 723,039 turis di Januari 2015 menurut data Badan Pusat Statistik yang dirilis pada hari Senin (02/03). Alasan utama terjadinya penurunan ini adalah karena pada tahun 2015 tahun baru Imlek jatuh pada bulan Februari, sedangkan di tahun lalu even ini terjadi pada bulan Januari sehingga mendorong jumlah kunjungan wisman di bulan Januari 2014. Oleh karena itu, diharapkan bahwa jumlah kunjungan wisman di Februari akan meningkat tajam dan menetralisir penurunan di bulan sebelumnya.

    Lanjut baca ›

  • Update Inflasi Indonesia: 0,36% Deflasi di Bulan Februari

    Pada 2 Maret 2015, Badan Pusat Statistik mengumumkan bahwa tingkat inflasi tahunan Indonesia menurun pada bulan Februari. Di bulan Februari, tingkat inflasi tahunan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara menurun menjadi 6,29% dari 6,96% pada bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena turunnya harga bahan bakar dan harga bahan makanan (terutama cabai) kendati adanya tekanan inflasi yang dipicu oleh tingginya harga beras. Pada periode antar bulan (month-to-month), Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,36% pada bulan Februari, setelah Januari 2015 juga mencatat deflasi bulanan.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Dipengaruhi Pemotongan Suku Bunga Bank Sentral Cina

    Nilai tukar rupiah - sejalan dengan nilai tukar mata uang negara-negara berkembang lain di Asia - mengalami dampak negatif akibat pemotongan suku bunga di Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Menurut Bloomberg Dollar Index, nilai rupiah menurun 0,40% menjadi Rp 12,984 per dollar Amerika Serikat (AS) pada pukul 11:10 WIB pada hari Senin (02/03), sangat mendekati batasan yang menguatirkan yaitu Rp 13,000 per dollar AS. Pada hari Sabtu yang lalu (28/02), bank sentral RRT mengumumkan pemotongan suku bunga deposito (1 tahun) dan suku bunga pinjaman (1 tahun) sebanyak 25 point menjadi masing-masing 2,5% dan 3,5%.

    Lanjut baca ›