Para investor, terutama dari lembaga-lembaga, sangat bersemangat untuk berinvestasi di Binakarya Jaya Abadi, diperdagangkan dengan simbol ticker BIKA, menurut informasi dari RHB OSK Securities. Perusahaan properti ini merencanakan menggunakan 45% dari hasil IPO untuk restrukturisasi hutang, 40% untuk belanja modal, dan sisa 15% untuk belanja modal.

Karena sentimen pasar yang lemah, disebabkan oleh faktor-faktor eksternal (pengetatan moneter di Amerika Serikat, krisis hutang Yunani dan gelembung aset di Republik Rakyat Tiongkok) dan faktor-faktor domestik (perlambatan pertumbuhan ekonomi), Binakarya Jaya Abadi memotong penawaran IPO-nya sebanyak 37% minggu lalu. Direktur RHB OSK Shiantaraga mengatakan bahwa Binakarya mungkin akan menerbitkan lebih banyak saham baru ketika kondisi pasar membaik.

Setelah IPO ini, komposisi pemegang saham Binakarya Jaya Abadi adalah sebagai berikut: Budianto Halim (34,96%), Go Hengky Setiawan (37,03%), Leonardo Hans Halim (1,16%), Putu Junikayasa (0,84%), Elizabeth Jane (0,42%), Buniarji Wibisono (0,25%), dan masyarakat (25,33%).

Binakarya Jaya Abadi, yang memiliki kantor pusat di Jakarta Barat, terlibat dalam konstruksi dan pengembangan properti, investasi, perdagangan, manufaktur, jasa dan transportasi darat.

Per 31 Desember 2014, total aset perusahaan ini berjumlah Rp 1,73 triliun, naik dari Rp 1,32 triliun di tahun sebelumnya. Sedangkan total liabilitas berjumlah Rp 1,35 triliun, naik dari Rp 1,11 triliun setahun sebelumnya. Penjualan di sektor properti berkontribusi sekitar 94% dari total penjualan perusahaan, sementara manufaktur berkontribusi sekitar 6% dari total penjualan. Tahun ini Binakarya Jaya Abadi menargetkan pertumbuhan pendapatan hampir 37% pada basis year-on-year (y/y) menjadi Rp 1,3 triliun. Pertumbuhan laba bersih diprediksi pada cakupan 20-25% (y/y) menjadi Rp 260 miliar - Rp 325 miliar. Di 2014, perusahaan ini mencatat laba bersih Rp 170 milyar.

Di 2015 Binakarya Jaya Abadi, yang berafiliasi dengan Agung Sedayu Group, terlibat setidaknya dalam empat proyek pemukiman (Pluit Sea View, Foresque, Paradise Mansion, dan Casablanca East Residence) dan juga satu hotel di Bali. Kombinasi investasi yang diperlukan untuk proyek-proyek ini adalah Rp 2,19 triliun.

Total penjualan pemasaran perusahaan ini di kuartal 1 tahun 2015 diprediksi untuk mencapai antara Rp 100 miliar sampai Rp 200 miliar. Binakarya Jaya Abadi saat ini memiliki total cadangan tanah 37 hektar.

Per 14 Juli 2015 terdapat total 516 perusahaan yang terdaftar di BEI.

Last Update: 29 Mar 2021
IPO di Bursa Efek Indonesia hingga 14 Juli 2015
CompanyP: 29 Mar 2021P: 28 Mar 2021Gain/LossP/E ttmYield %Gain/Loss YTD
Bank Yudha BhaktiBBYB4984940.81%N/A0.00%40.68%
Mitra Keluarga KaryasehatMIKA2,7202,750-1.09%N/A0.00%4.62%
Mitra Energi PersadaKOPI5655650.00%N/A0.00%13.00%
PP Properti Tbk.PPRO7577-2.60%N/A0.00%-19.35%
Puradelta LestariDMAS232238-2.52%N/A0.00%0.87%
Mega Manunggal PropertyMMLP358376-4.79%N/A0.00%24.31%
Merdeka Copper GoldMDKA2,3002,330-1.29%N/A0.00%-2.13%
Bukaka Teknik Utama Tbk.BUKK8808701.15%N/A0.00%-11.11%
Garuda Metalindo Tbk.BOLT7157100.70%N/A0.00%-10.63%
Anabatic Technologies Tbk.ATIC7056656.02%N/A0.00%-17.06%
Binakarya Jaya Abadi Tbk.BIKA163175-6.86%N/A0.00%-17.26%
Combined Total9,2119,250-0.42%-0.44%

Green colour indicates upward movement Red colour indicates downward movement P = price; E = earnings; D = dividend; Yield = D/P "N/A" indicates P/E < 0 (negative earnings) "-" indicates E,D,P or YTD is not available

Bahas