Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) menyatakan dapat mulai mengurangi program pembelian aset bulanannya sebesar US $85 miliar pada salah satu pertemuan The Fed berikutnya. Tentu saja, saat pertemuan itu berlangsung, pertumbuhan ekonomi AS harus dalam kondisi yang menjanjikan.

Rencana The Fed tersebut sangat mempengaruhi aliran dana asing di Indonesia. Sejak QE diluncurkan pada November 2008, investor asing selalu membukukan pembelian bersih pada pasar modal Indonesia. Berkurangnya QE akan membuat aliran dana ini kembali ke negara asalnya.


Pembelian bersih asing:

Tahun       Nilai
 2008  18.6 trillion
 2009  13.2 trillion
 2010  20.9 trillion
 2011  24.3 trillion
 2012  15.9 trillion
 2013 -14.9 trillion

Sumber: First Asia Capital

Yang mengkhawatirkan adalah besarnya dominasi asing di pasar modal Indonesia. Berdasarkan data yang tercatat di KSEI per 1 November 2013, porsi kepemilikan asing di Indonesia adalah sebesar 57,87%. sedangkan investor lokal 43,13%. Hal ini tentu membuat besarnya pengaruh aksi jual yang dilakukan asing terhadap pergerakan indeks. Masih sedikitnya jumlah investor juga disinyalir membuat masih sedikitnya porsi kepemilikan lokal. Saat ini jumlah investor hanya sebanyak 404 ribu. Ini berarti hanya sebesar 0,2% dari total penduduk Indonesia yang berpartisipasi di pasar modal. Jika pasar modal Indonesia dalam kondisi seperti ini, maka tentu saja pengaruh investor asing menjadi sangat dominan terhadap pergerakan indeks. Oleh karena itu jumlah dan total investasi investor domestik harus ditingkatkan.

Pada hari kamis 21 November yang lalu saya berpartisipasi pada pembuatan rekor MURI pertama untuk pasar modal. First Asia Capital (FAC) bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan didukung oleh Bursa Efek Indonesia (IDX) berhasil mencetak rekor pembukaan rekening baru 1.000 investor. Rekor tersebut menjadi pencapaian tersendiri bagi pasar modal Indonesia yang telah berumur 36 tahun. Jumlah ini jika dibandingkan dengan total investor pasar modal Indonesia yang sudah berumur 36 tahun sangat signifikan. Tercatat jumlah investor sebelumnya hanya sebesar 404.695 investor. Penambahan 1.000 investor ini merupakan langkah awal yang nyata dalam meningkatkan jumlah investor. Saya melihat hal ini penting untuk dilakukan agar ketergantungan dengan investor asing dapat berkurang sehingga kita dapat berdaulat di negeri sendiri. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Dari 1000 investor tersebut sebagian besar merupakan investor muda yang sangat potensial untuk mengembangkan pasar modal dalam beberapa tahun ke depan. Jumlah investor dan sumberdaya manusia di pasar modal penting untuk ditingkatkan agar kita siap untuk menghadapi persaingan global.

Jika porsi investor meningkat, maka pergerakan IHSG dapat lebih stabil dan faktor fundamental dapat berbicara lebih banyak. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diyakini akan lebih baik dengan dukungan dari sektor investasi. Saat ini sebagian besar pertumbuhan ekonomi Indonesia didominasi konsumsi rumah tangga dan pemerintah. Jumlah lapangan pekerjaan juga akan bertambah seiring dengan penambahan transaksi dan jumlah investor. Oleh karena itu saya menganggap apa yang dilakukan FAC, UMY dan IDX patut diapresiasi dan dilanjutkan terus menerus. Kelas menengah Indonesia yang terus meningkat merupakan pasar yang besar sebagai target investor untuk investasi. Jika bukan kita yang berpartisipasi di pasar modal, maka siapa lagi?

David Sutyanto adalah research analyst di First Asia Capital


Bahas