Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Rupiah

  • Saham & Rupiah Indonesia Menguat setelah Kenaikan Suku Bunga Amerika Serikat

    Saham dan rupiah Indonesia merespon sangat positif terhadap keputusan Federal Reserve Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan Fed Fund Rate yang menjadi acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (16/12). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,62% menjadi 4.555,96 poin, sementara rupiah menguat 0,44% menjadi Rp 14.009 per dollar AS. Tidak hanya saham di Indonesia tetapi saham global juga sangat naik pada akhir dari ketidakpastian yang berkelanjutan mengenai waktu kenaikan suku bunga AS.

    Lanjut baca ›

  • Bagaimana Saham & Mata Uang Asia Bereaksi pada Kenaikan Suku Bunga Federal Reserve?

    Federal Reserve Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan untuk menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan di bulan Desember (15-16 Desember) karena perbaikan yang signifikan pada kondisi pasar tenaga kerja AS (tingkat pengangguran di AS telah jatuh menjadi 5%) dan inflasi AS diproyeksikan untuk mencapai target the Fed sebesar 2% pada jangka waktu menengah. Setelah pengumuman ini saham AS melonjak. Pasar negara-negara berkembang tidak mengalami capital outflows besar-besaran setelah kenaikan ini. Indeks-indeks saham di Asia menguat tajam pada hari Kamis pagi (17/12).

    Lanjut baca ›

  • Penjualan Mobil di Indonesia Tetap Lambat di Akhir Tahun

    Sesuai dengan prediksi dan kecenderungan umum sepanjang tahun ini, penjualan mobil Indonesia turun 4,4% menjadi 87.311 unit pada bulan November 2015. Pada periode Januari-November 2015, total penjualan mobil di negara itu mencapai 940.317 unit, turun 16,7% dari penjualan mobil di periode yang sama tahun lalu. Penyebab utama dari performa yang lemah ini adalah melemahnya daya beli masyarakat Indonesia akibat perlambatan ekonomi negara ini, inflasi yang tinggi (dalam tiga kuartal pertama tahun ini), dan harga komoditi yang rendah.

    Lanjut baca ›

  • Update Pasar Saham & Rupiah Indonesia: Menjelang Rapat Fed, Saham Asia Melemah

    Bursa saham di Asia mengalami cuaca buruk karena para investor menarik dana dari pasar negara-negara berkembang. Pada pukul 11:25 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia telah jatuh 1,11% menjadi 4.344,69 poin, sementara rupiah telah melemah 0,54% menjadi Rp 14.068 per dollar Amerika Serikat (Bloomberg Dollar Index). Para investor mencari aset yang (lebih) aman haven karena Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan Fed Fund Rate (untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade) pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya (dijadwalkan pada 15-16 Desember).

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Investments Menerbitkan Newsletter Edisi 13 Desember 2015

    Pada 13 Desember 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, yang dikirimkan kepada para pelanggan kami sekali seminggu, berisi berita-berita paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami selama tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik berkaitan dengan isu-isu ekonomi seperti update performa saham dan rupiah Indonesia, ketidaksetaraan pendapatan, defisit anggaran, penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan juga topik-topik politis seperti pemilihan daerah.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah Weaken Ahead of Fed Fund Rate Decision

    On the last trading day of the week, Indonesian stocks plunged 1.63 percent to 4,393.52 points, while the rupiah depreciated 0.22 percent to IDR 13,984 per US dollar (Bloomberg Dollar Index). Most Asian indices were weaker as investors are bracing for - most likely - the first Fed Fund Rate hike in nearly a decade. On 15-16 December the US Federal Reserve will hold a crucial policy meeting. Tighter monetary policy in the USA leads to capital outflows from Indonesia as the country is regarded particularly vulnerable to such a move.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Stock Market & Rupiah Update: What Happened Today?

    Asian stock indices - including Indonesia's benchmark Jakarta Composite Index which reopened after a market holiday - were mostly in red territory on Thursday (10/12) as investors are cautious ahead of the looming US interest rate hike, expected to be decided upon at the Federal Reserve's next policy meeting (15-16 December), as well as low oil prices and falling US stocks overnight. Moreover, the central bank of China allowed its yuan to depreciate further (to a near four-month low), hence resulting in the resurgence of some fears of a currency war in Asia.

    Lanjut baca ›

  • Currency Update: Indonesian Rupiah Heading towards 14,000/USD

    The Indonesian rupiah is again flirting with the IDR 13,900 per US dollar level after the central bank announced on Monday (07/12) that Indonesia's foreign exchange reserves fell further in November. Based on the Bloomberg Dollar Index, the rupiah had depreciated by 0.19 percent to IDR 13,887 per US dollar at 15:30 pm local Jakarta time on Tuesday (08/12). Other factors that put pressure on the rupiah are the low oil price (giving rise to a strong US dollar), weak trade data from China, and the looming US interest rate hike.

    Lanjut baca ›

  • IPOs on the Indonesia Stock Exchange Disappointing in 2015, Better in 2016?

    Today, Indonesian integrated fishery, marine product processing and cold storage company Dua Putra Utama Makmur will be listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX), hence becoming the 13th company to have conducted an initial public offering (IPO) on the IDX this year. Previously it was reported that the IPO of Dua Putra Utama Makmur was oversubscribed 1.5 times, reflecting robust demand. Overall, however, the number of IPOs on the IDX has been disappointing in 2015. Next year is expected to be a better year.

    Lanjut baca ›

  • Foreign Exchange Reserves Indonesia Fall Slightly in November

    The foreign exchange reserves of Indonesia fell slightly in November. According to the latest data from Indonesia's central bank (Bank Indonesia) the reserves stood at USD $100.24 billion at end-November, down from USD $100.7 billion at the end of the preceding month. The reserves fell on foreign exchange receipts, public foreign debt payments and the central bank's efforts to stabilize the rupiah exchange rate.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Rupiah

Bisnis Terkait Rupiah