Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Rupiah

  • Indonesia Investments' Newsletter of 26 July 2015 Released

    On 26 July 2015, Indonesia Investments released the latest edition of its newsletter. This free newsletter, which is sent to our subscribers once per week, contains the most important news stories from Indonesia that have been reported on our website in the last seven days. Most of the topics involve economic subjects such Indonesia’s coal royalties, a July inflation update, the weak performance of Indonesian stocks and the rupiah, revised regulations regarding the position of foreign workers in Indonesia, and more.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia’s Higher Import Duties Create Additional Pressure on Stocks

    Indonesia’s decision to raise import tariffs for food, cars, clothes as well as various other consumer goods put additional downward pressure on Indonesian stocks on the last trading day of the week (24/07). Those listed companies (retailers) that rely on imported goods saw their shares tumble as a consequence of the higher import tariffs. The Indonesian Finance Ministry raised import duties for consumer goods between 10 and 150 percent (depending on product) in a bid to boost the country’s consumer goods industry and curtail imports.

    Lanjut baca ›

  • Stock Market & Rupiah Update Indonesia: Slipping & Sliding on Friday

    It is expected to be another difficult day for Indonesian stocks and the rupiah as there are few to none positive market sentiments that can support these assets on today’s trading day. Wall Street closed lower on Thursday (23/07) for the third consecutive day on disappointing financial results of several big companies, dragging down indices in the East. Commodity indices continue to fall (oil returning to bear market on resilient US output and rising OPEC supply). Meanwhile, sharp rupiah depreciation makes investors nervous.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Melemah Melewati Level Rp 13.400 per Dollar

    Rupiah kembali menyentuh batasan psikologis Rp 13.400 per dollar Amerika Serikat (AS). Menurut Bloomberg Dollar Index, mata uang Indonesia telah melemah 0,22% menjadi Rp 13.405 per dollar AS pada pukul 11:22 WIB pada hari Kamis (23/07), sebuah level yang terakhir disentuh rupiah saat Indonesia masih kena dampak Krisis Finasial Asia pada tahun 1998. Melewati batasan psikologis ini bisa berarti bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) akan kembali mengintervensi untuk mendukung rupiah dalam rangka melindungi kepercayaan terhadap rupiah.

    Lanjut baca ›

  • Update Rupiah Indonesia: Dekat dengan Rp 13.400 per Dollar AS

    Menurut Bloomberg Dollar Index, rupiah terus melemah pada hari Senin (20/07). Mata uang Indonesia melemah 0,31% menjadi Rp 13.395 per dollar Amerika Serikat (AS), level terlemahnya sejak 1998 waktu negara ini dilanda oleh Krisis Finansial Asia. Sementara itu, aktivitas Bank Indonesia masih terbatas sampai hari Rabu (22/07) karena libur umum (perayaan Idul Fitri), menyebabkan bank sentral untuk sementara tidak mempublikasikan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR).

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Mencatat Surplus Perdagangan Bulan Juni Namun Kekuatiran Berlanjut

    Indonesia mencatat surplus perdagangan 477 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada bulan Juni 2015, surplus perdagangan ke-7 secara beruntun. Meskipun begitu, menurut data terakhir dari BPS, diterbitkan pada hari Rabu (14/07), ekspor Indonesia pada Juni ini jatuh 12,8% (year-on-year) menjadi 13,4 miliar dollar AS, sementara impor jatuh 17,4% (year-on-year) menjadi 12,9 miliar dollar AS. Angka-angka ini menunjukkan bahwa surplus perdagangan Indonesia terutama disebabkan oleh permintaan domestik yang lemah dan lebih melambat daripada permintaan global (yang terus melambat juga). Kondisi ini meningkatkan kekuatiran mengenai pertumbuhan perekonomian domestik dan global.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Tidak Ubah Suku Bunga Selama 5 Bulan Berturut-Turut

    Seperti yang telah diprediksi, Bank Indonesia tidak mengubah tingkat suku bunganya pada pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa (14/07). BI rate yang menjadi acuan dipertahankan pada 7,50%, sementara fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) dan suku bunga lending facility dipertahankan masing-masing pada 5,50% dan 8,00%. Bank Indonesia meyakini bahwa kondisi tingkat suku bunga saat ini sejalan dengan upaya untuk menurunkan inflasi dan juga mendukung rupiah yang melemah menjelang perkiraan pengetatan moneter lebih lanjut oleh Amerika Serikat (AS) di kemudian hari pada tahun ini.

    Lanjut baca ›

  • Saham Indonesia Meningkat karena Yunani; Rupiah Melemah karena Fed Hike

    Sejalan dengan tren global, saham Indonesia terus naik pada Selasa (14/07). Kebanyakan indeks-indeks saham (di seluruh dunia) terus bergerak dalam wilayah hijau setelah Yunani yang dibebani banyak hutang mencapai kesepakatan dengan kreditor internasionalnya - setelah pertemuan darurat selama 17 jam - untuk sebuah paket penghematan yang akan tetap mempertahankan Yunani di dalam zona euro. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah naik 0,60% menjadi 4.923,36 poin pada pukul 11:45 WIB pada hari Selasa.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Diprediksi Belum Akan Memotong Tingkat Suku Bunga

    Kebanyakan analis setuju bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan tingkat suku bunga yang sama dalam pertemuan Dewan Gubernur yang dijadwalkan untuk dilaksanakan pada hari Selasa 14 Juli 2015. Bank sentral Indonesia dipediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) pada 7,50%, fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) pada 5,50%, dan suku bunga lending facility pada 8,00% karena tingkat inflasi Indonesia telah meningkat cepat baru-baru ini sementara rupiah mengalami tekanan karena faktor-faktor eksternal.

    Lanjut baca ›

  • Ekspor & Produksi Kopi Indonesia Bertumbuh, Vietnam masih Menimbun

    Pengiriman kopi Indonesia ke Eropa telah naik karena melemahnya rupiah dan panen kopi yang lebih banyak. Ekspor biji robusta dari Pulau Jawa bertumbuh 22,1% pada basis year-on-year (y/y) di Juni 2015. Sementara itu, para pedagang Eropa memprediksi pengiriman yang besar akan berlanjut di bulan Juli. Rupiah Indonesia adalah mata uang negara berkembang Asia dengan performa terburuk yang dicatat Bloomberg, melemah hampir 7,2% terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sejauh ini di tahun ini. Sisi positif dari mata uang yang lemah adalah ekspor negara ini menjadi lebih atraktif.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Rupiah

Bisnis Terkait Rupiah