Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Bank Indonesia

  • Update Inflasi Indonesia: Jatuh di Bawah Target Bank Sentral Tahun 2015

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memprediksi inflasi headline akan mencapai 2,79% pada basis year-on-year (y/y) dalam setahun penuh 2015, di bawah cakupan target bank sentral yaitu 3-5%. Inflasi di Indonesia pada tahun ini rendah, berakumulasi menjadi 2,16% di 10 bulan pertama tahun 2015, dan Bank Indonesia memperkirakan bahwa laju inflasi akan tetap terkontrol di dua bulan terakhir tahun 2015.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's Foreign Debt Growth Slowed on Global Uncertainty

    Total outstanding foreign debt of Indonesia fell to USD $302.4 billion at the end of the third quarter of 2015, down USD $2.1 billion from the end of the preceding quarter. The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) said both public and private external debt declined in Q3-2015 as both sectors were reluctant to take up new (overseas) debt amid global uncertainties, Indonesia's sluggish economic growth, and the fragile rupiah (ahead of looming capital outflows brought about by higher US interest rates).

    Lanjut baca ›

  • Stock Market & Rupiah Update Indonesia: Back in the Red

    Stock indices in Asia were mixed on Wednesday (18/11), while most emerging market currencies depreciated against the US dollar. The Indonesian rupiah was under pressure - touching a six week low - after the central bank (Bank Indonesia) cut the primary minimum statutory reserves from 8.00 percent to 7.50 percent (effective per 1 December 2015), hence providing local financial institutions approximately USD $1.8 billion more in liquidity. However, it may not be enough to trigger an increase in lending as banks are more focused on lending quality than quantity.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Expects GDP Growth at Lower End of Target Range in 2015

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) expects the country's economic growth to come in the lower end of its 4.7-5.1 percent (y/y) gross domestic product (GDP) growth target range for full-year 2015. Bank Indonesia Governor Agus Martowardojo expects to see accelerated economic growth in the last quarter of the year (from the preceding quarter) due to increased government spending and investment. In the second quarter of 2015, Indonesia's economy expanded at the slowest pace in six years (+4.67 percent y/y), then accelerating to 4.73 percent (y/y) in the following quarter.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Keeps Key Interest Rate at 7.50% in November Policy Meeting

    Bank Indonesia Governor Agus Martowardojo announced during a press conference that the central bank kept its benchmark interest rate (BI rate) at 7.50 percent during the Board of Governor's Meeting on 17 November 2015. Meanwhile, Bank Indonesia maintained the deposit facility rate and the lending facility rate at 5.50 percent and 8.00 percent, respectively. The current interest rate environment is considered sufficient to face persistent global uncertainties caused by the looming Fed Fund Rate hike and sluggish economic growth in the Eurozone and China.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia: Defisit Transaksi Berjalan Menjadi 1.86% dari PDB di Kuartal 3 Tahun 2015

    Neraca transaksi berjalan di Indonesia membaik karena neraca perdagangan non minyak & gas (migas) yang lebih kuat. Defisit transaksi berjalan Indonesia menurun menjadi 4,0 miliar dollar Amerika Serikat (AS), atau 1,86% dari Produk Domestik Bruto (PDB), di kuartal ketiga tahun 2015. Performa ini jauh lebih baik dari defisit 7,0 miliar dollar AS (3,02% dari PDB) yang tercatat di kuartal 3 tahun 2014 atau 4,2 miliar dollar AS (1,95% dari PDB) di kuartal 2 tahun 2015. Sementara itu, neraca pembayaran menunjukkan defisit sebesar 4,6 miliar dollar AS, naik dari defisit 2,93 miliar di kuartal sebelumnya.

    Lanjut baca ›

  • Cadangan Devisa Indonesia Terus Menurun di Bulan Oktober

    Bank sentral Indonesia mengumumkan pada hari Jumat (06/11) bahwa cadangan devisa Indonesia telah jatuh sebesar 1 miliar dollar Amerika Serikat (AS) menjadi 100,7 miliar dollar AS pada akhir Oktober 2015. Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran hutang luar negeri dan usaha-usaha untuk menstabilkan rupiah yang rapuh (mata uang Indonesia sensitif pada prediksi pasar mengenai ancaman kenaikan suku bunga AS).

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Memotong Proyeksi Inflasi 2015 Menjadi 3.6%

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memprediksi akan terjadi penurunan inflasi yang besar dalam beberapa bulan terakhir di tahun 2015. Saat ini, laju inflasi tahunan mencapai 6,83% pada basis year-on-year (y/y). Kendati begitu, pada akhir tahun Bank Indonesia memperkirakan bahwa indeks harga konsumen akan menurun menjadi 3,6% (y/y), yang termasuk area bawah dari range target inflasi 2015 (3-5% y/y). Berita terbaru ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo ketika bertemu dengan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia: Still 320 Companies to Comply with Hedging Rules

    Agus Martowardojo, Governor of the central bank of Indonesia (Bank Indonesia), said there are still 320 local companies that have not complied with the central banks' hedging requirements regarding foreign loans. A Bank Indonesia study conducted in late-2014 showed that the country’s private sector foreign debt is vulnerable to several risks i.e. currency risks, liquidity risks and overleverage risks due to unhedged loans.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Mempertahankan BI Rate pada 7,50% dalam Pertemuan Kebijakan di Bulan Oktober

    Seperti yang telah diprediksi, bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) pada 7,50% dalam Pertemuan Dewan Gubernur Bulan Oktober yang dilaksanakan pada hari Kamis (15/10). Sementara itu, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi rate) dan suku bunga lending facility masing-masing pada 5,50% dan 8,00%. Suku bunga tidak diubah karena proyeksi perekonomian global masih sangat tidak jelas. Hal ini membahayakan stabilitas rupiah Indonesia.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Bank Indonesia

Bisnis Terkait Bank Indonesia