Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Bank Indonesia

  • Central Bank: Economy of Indonesia Expected to Grow 4.89% in 2015

    Agus Martowardojo, Governor of Indonesia’s central bank (Bank Indonesia), said on Thursday (27/08) that the nation’s economic growth pace is expected to reach 4.89 percent (y/y) in full-year 2015, down from 5.0 percent (y/y) in the preceding year and it would mark the fifth straight year of economic slowing. Earlier this week, Bank Indonesia had already revised down its economic growth forecast to the range of 4.7 - 5.1 percent (y/y) in 2015 (from 5.0 - 5.4 percent previously).

    Lanjut baca ›

  • Can Bank Indonesia’s US Dollar Purchase Restriction Support the Rupiah?

    Last week, Indonesia’s central bank (Bank Indonesia) refrained from adjusting its relatively high interest rate regime as it is committed to support the ailing rupiah and combat high inflation. Another decision that was revealed by Bank Indonesia is the soon-to-be-introduced regulation that limits total (non-collateral) monthly US dollar purchases to USD $25,000 (down from USD $100,000 previously). This regulation will be implemented in a move to thwart speculators that want to take advantage of the weak and volatile rupiah.

    Lanjut baca ›

  • What Influenced the Indonesian Rupiah? Central Bank Intervention

    Just before the market closed on Tuesday (18/08) the Indonesian rupiah experienced a remarkable recovery, signalling that the country’s central bank (Bank Indonesia) intervened to support the ailing currency (after Malaysia’s ringgit, the rupiah is the second-worst performing emerging currency in Asia so far this year, weakening 11.2 percent against the US dollar). Today, based on the Bloomberg Dollar Index, the Indonesian rupiah was gradually falling toward IDR 13,860 per US dollar until it suddenly appreciated markedly.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Keeps Interest Rates Unchanged on Global Uncertainty

    For the sixth straight month, the central bank of Indonesia (Bank Indonesia) left its interest rate regime unchanged at Tuesday’s Board of Governor’s meeting (18/08) as it aims to guard the rupiah against severe volatility (which occurred after China’s yuan was allowed to devalue, while markets are still preparing for monetary tightening in the USA) and tries to combat inflation.

    Lanjut baca ›

  • Current Account Deficit Indonesia Improves on Weak Imports

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) announced on Friday (14/08) that the country’s current account deficit narrowed to USD $4.48 billion, or 2.1 percent of gross domestic product (GDP), in the second quarter of 2015. In the same quarter last year the deficit stood at USD $9.59 billion). As such, the current account deficit (CAD) has become more sustainable and this may provide some support for the rupiah which is currently facing tough times (ahead of a looming US interest rate and China’s yuan devaluation).

    Lanjut baca ›

  • Indonesian GDP Growth and Inflation Expected to Slow further

    The pace of economic growth of Indonesia is expected to remain below five percent year-on-year (y/y) in the second quarter of 2015 according to Reuters poll involving 22 analysts. In fact, the poll shows that further slowing economic growth is expected. In the first quarter of 2015, Indonesia’s economic growth came at 4.71 percent (y/y), the weakest growth pace in six years. According to the poll, analysts see a gross domestic product (GDP) growth rate of 4.61 percent (y/y) in the second quarter of 2015.

    Lanjut baca ›

  • Indeks Harga Konsumen Indonesia: Inflasi Juli Terkendali

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memprediksi melihat inflasi Indonesia di bulan Juli dalam cakupan 0,46 - 0,60% pada basis month-on-month (m/m). Inflasi di Indonesia selalu memuncak pada bulan Juni, Juli dan Agustus karena peningkatan belanja konsumen karena perayaan Ramadan & Idul Fitri dan juga awal tahun ajaran baru. Pada awal bulan ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowadojo mengatakan bahwa inflasi tahunan diprediksi untuk turun di bawah 7% di bulan Juli, dari 7,26% (y/y) di bulan Juni.

    Lanjut baca ›

  • Update Rupiah Indonesia: Dekat dengan Rp 13.400 per Dollar AS

    Menurut Bloomberg Dollar Index, rupiah terus melemah pada hari Senin (20/07). Mata uang Indonesia melemah 0,31% menjadi Rp 13.395 per dollar Amerika Serikat (AS), level terlemahnya sejak 1998 waktu negara ini dilanda oleh Krisis Finansial Asia. Sementara itu, aktivitas Bank Indonesia masih terbatas sampai hari Rabu (22/07) karena libur umum (perayaan Idul Fitri), menyebabkan bank sentral untuk sementara tidak mempublikasikan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR).

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Mencatat Surplus Perdagangan Bulan Juni Namun Kekuatiran Berlanjut

    Indonesia mencatat surplus perdagangan 477 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada bulan Juni 2015, surplus perdagangan ke-7 secara beruntun. Meskipun begitu, menurut data terakhir dari BPS, diterbitkan pada hari Rabu (14/07), ekspor Indonesia pada Juni ini jatuh 12,8% (year-on-year) menjadi 13,4 miliar dollar AS, sementara impor jatuh 17,4% (year-on-year) menjadi 12,9 miliar dollar AS. Angka-angka ini menunjukkan bahwa surplus perdagangan Indonesia terutama disebabkan oleh permintaan domestik yang lemah dan lebih melambat daripada permintaan global (yang terus melambat juga). Kondisi ini meningkatkan kekuatiran mengenai pertumbuhan perekonomian domestik dan global.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Tidak Ubah Suku Bunga Selama 5 Bulan Berturut-Turut

    Seperti yang telah diprediksi, Bank Indonesia tidak mengubah tingkat suku bunganya pada pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa (14/07). BI rate yang menjadi acuan dipertahankan pada 7,50%, sementara fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) dan suku bunga lending facility dipertahankan masing-masing pada 5,50% dan 8,00%. Bank Indonesia meyakini bahwa kondisi tingkat suku bunga saat ini sejalan dengan upaya untuk menurunkan inflasi dan juga mendukung rupiah yang melemah menjelang perkiraan pengetatan moneter lebih lanjut oleh Amerika Serikat (AS) di kemudian hari pada tahun ini.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Bank Indonesia

Bisnis Terkait Bank Indonesia