Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Bank Indonesia

  • Inflation Update Indonesia: Higher Fuel Prices Cause Inflationary Pressure

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) estimates that Indonesia’s inflation rate in March will be around 0.3 to 0.4 percent month-to-month (m/m), slightly higher than its earlier forecast of around 0.28 percent (m/m). Later this week, Statistics Indonesia will release the country’s March inflation figure. In February inflation eased to 6.29 percent year-on-year (y/y) - from 6.96 percent (y/y) in the preceding month - amid declining fuel and food prices despite some inflationary pressures caused by higher rice prices.

    Lanjut baca ›

  • Update Mata Uang Indonesia: Rupiah Menguat, Dollar Amerika Melemah

    Nilai tukar rupiah mengawali minggu ini dengan posisi kuat karena dollar Amerika Serikat (AS) melemah akibat ketidakjelasan mengenai waktu kenaikan suku bunga AS. Kontras dengan dugaan awal, meeting Federal Reserve yang terakhir (diadakan 17-18 Maret) mengindikasikan bahwa belum akan ada kenaikan suku bunga dalam waktu singkat di negara dengan ekonomi terbesar. Hal ini mendorong meningkatnya minat untuk aset-aset pasar negara berkembang. Apalagi, Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia berjanji akan menjaga stabilitas rupiah.

    Lanjut baca ›

  • Bank Sentral Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di 7,50% di Maret

    Bank Sentral Indonesia (Bank Indonesia) memutuskan untuk tetap menjaga suku bunga acuannya pada 7,5% sebagai hasil keputusan pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang dilakukan hari ini. Suku bunga overnight deposit facility dan suku bunga lending facility dipertahankan masing-masing 5,5% dan 8%. BI menganggap bahwa kondisi suku bunga saat ini sesuai dengan targetnya untuk mendorong inflasi ke dalam target antara 3,0% sampai 5,0% dalam basis year on year (y/y) di tahun 2015 dan mengurangi defisit neraca transaksi berjalan Indonesia antara 2,5% sampai 3,0% dari produk domestik bruto (PDB).

    Lanjut baca ›

  • Pemerintah Indonesia Perangi Defisit Transaksi Berjalan

    Setelah serangkaian data ekonomi yang baik (terutama data tenaga kerja di Amerika Serikat) pasar menduga Federal Reserve akan menaikkan tingkat suku bunganya pada kuartal kedua atau ketiga tahun ini dan karenanya dollar Amerika Serikat (AS) dapat bullish momentum (hampir menjadi posisi tertinggi selama 11 tahun terakhir). Karena prediksi yield yang lebih tinggi di AS, modal kembali masuk ke negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini. Pada saat yang sama, hal ini menimbulkan kerugian besar pada mata uang di negara-negara berkembang, termasuk nilai tukar rupiah yang turun 6% terhadap dollar AS pada tahun ini.

    Lanjut baca ›

  • Trade Balance Indonesia Update: BI Expects $500 Million February Surplus

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) expects that the country’s trade balance will show a USD $500 million surplus in February 2015 on the back of increased manufacturing exports, the higher price of crude palm oil, and lower oil imports. In January, Indonesia’s trade balance recorded a USD $710 million surplus, divided into a USD $748 million surplus in the non-oil & gas trade balance and a USD $38.6 million deficit in the oil & gas trade balance.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Update: Retail Sales, Cement Sales & Motorcycle Sales

    According to the latest survey of Bank Indonesia (the central bank of Indonesia), the country’s January retail sales accelerated 10.4 percent year-on-year (y/y), up from the 3.3 percentage point growth pace (y/y) in the preceding month. Retail sales in the first month of the year in Southeast Asia’s largest economy accelerated because of higher sales of information & communication equipment (+29.9 percent y/y) as well as food, beverages & tobacco products (+15.1 percent y/y).

    Lanjut baca ›

  • Cadangan Devisa Indonesia Naik pada Februari 2015

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) mengumumkan pada hari Jumat (06/03) bahwa cadangan devisa negara bertambah menjadi 115,5 miliar dollar AS pada akhir Februari 2015, naik dari 114,2 miliar dollar AS di bulan sebelumnya. Peyebab utama pertumbuhan ini adalah kenaikan pendapatan ekspor minyak & gas, yang melebihi pembayaran hutang luar negeri Pemerintah. Berita ini menyebabkan sentimen positif di pasar dan berkontribusi pada rekor tertinggi pada penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari Jumat.

    Lanjut baca ›

  • Markets Feel Impact of Bank Indonesia’s Interest Rate Cut

    One day after the surprise interest rate cut by Indonesia’s central bank, Indonesian stocks surge to a new record level led by interest rate sensitive stocks (such as financial institutions, construction firms and property firms) while the rupiah and government bonds are weakening. Yesterday (17/02), Bank Indonesia shocked markets by lowering its key interest rate (BI rate) and deposit facility rate (Fasbi) by 25 basis points, each, to 7.50 percent and 5.50 percent, respectively. Easing monetary policy is back in fashion among the region’s central banks.

    Lanjut baca ›

  • Current Account & Balance of Payments of Indonesia Improved in 2014

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) announced on Friday (13/02) that Indonesia’s current account deficit - the broadest measure of trade in goods and services - improved to 2.81 percent of gross domestic product (GDP), or USD $6.2 billion, in the fourth quarter of 2014 (from a revised 2.99 percent of GDP in the preceding quarter). The full-year 2014 deficit amounted to USD $26.2 billion, equivalent to 2.95 percent of GDP from a (revised) deficit of USD $29.1 billion (3.18 percent of GDP) in 2013.

    Lanjut baca ›

  • Gambaran IMF & Moody’s tentang Perekonomian Indonesia dan Dunia

    Benedict Bingham, Senior Resident Representative untuk Indonesia di International Monetary Fund (IMF), memperkirakan bahwa bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) akan terus berkomitmen pada kebijakan moneter yang lebih ketat dalam upaya untuk menjaga fundamental fiskal nasional di tengah tekanan eksternal. Terlepas dari pertumbuhan ekonomi global yang lamban, kenaikan suku bunga di AS (tahun ini) diperkirakan mempengaruhi Indonesia karena akan mendorong aliran keluar modal dari pasar-pasar berkembang.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Bank Indonesia

Bisnis Terkait Bank Indonesia