Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Rice

  • IPO Buyung Poetra Sembada on the Indonesia Stock Exchange

    Indonesian rice producer Buyung Poetra Sembada will offer 710 million new shares, or 30.08 percent of the company's expanded capital, to the market through an initial public offering (IPO) on the Indonesia Stock Exchange. The new shares will be offered at between IDR 420-500 per share, hence aiming to raise up to IDR 355 billion (approx. USD $26 million), in December 2015. Buyung Poetra Sembada is a rice producer known for its Topi Koki brand. Underwriter for the offering is Bahana Securities.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Mengimpor Lebih Banyak Beras dari Vietnam Bulan Ini

    Seperti yang disetujui pada bulan lalu, pada November ini Indonesia akan mulai mengimpor sekitar 1,5 juta ton beras dari Vietnam. Sebelumnya di tahun ini, Indonesia telah mengimpor 60.000 ton beras untuk menstabilkan harga beras karena ada kenaikan harga beras yang menguatirkan, yang Pemerintah tuduhkan terjadi karena mark-up harga oleh para pedagang pasar. Beras adalah makanan pokok untuk penduduk Indonesia, mengimplikasikan bahwa segmen masyarakat miskin menghabiskan porsi yang relatif besar dari pendapatan yang dapat dibelanjakan mereka untuk membeli beras. Ini berarti bahwa inflasi beras dapat menyebabkan kenaikan angka kemiskinan.

    Lanjut baca ›

  • Newsletter Indonesia Investments Edisi 8 November 2015 Diterbitkan

    Pada 8 November 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, yang dikirimkan kepada para pelanggan kami sekali seminggu, berisi berita-berita paling penting di Indonesia yang telah dilaporkan di website kami dalam tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik berkaitan dengan isu-isu ekonomi seperti analisis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal 3 tahun 2015, update inflasi, sekilas pandang perbankan syariah dan industri jasa taksi, update rupiah & pasar saham, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • El Nino Inflicted Drought & Forest Fires in Indonesia to Worsen in 2015

    Indonesian state news agency Antara reported that the El Nino weather phenomenon has begun to affect several parts of the country. El Nino, which occurs once every five years on average, causes climatic changes across the Pacific Ocean leading to droughts in Southeast Asia and therefore has a major impact on harvests of agricultural commodities. Moreover, due to the shortage of rain, it is easier for fires to damage the environment. Antara reported that in Banten (West Java) as well as in Riau and Jambi (Sumatra) these effects are felt.

    Lanjut baca ›

  • Cuaca di Indonesia: El Nino Berdampak pada Komoditi Agrikultur di 2015?

    Semakin kuat dugaan bahwa fenomena cuaca El Nino akan berdampak pada Indonesia dalam beberapa bulan mendatang. Selama beberapa minggu terakhir ini muncul beberapa laporan mengenai cuaca kering yang ganjil dan memberikan dampak negatif pada panen dan komoditi agrikultur di sejumlah wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, cuaca kering pada umumnya terjadi dari bulan Mei sampai Agustus. Meskipun begitu, El Nino mungkin menyebabkan cuaca yang lebih hangat dan memperpanjang musim kering sampai September dan karenanya mempengaruhi produksi di puncak musim panen. Hal ini akan mengurangi hasil produksi agrikultur dan menyebabkan tekanan inflasi.

    Lanjut baca ›

  • Southeast Asia’s Agricultural Commodity Producers Brace for El Nino

    In the past couple of weeks unusually dry weather in several parts of Southeast Asia has led to expectation that harvests of agricultural commodities in the region will be disappointing. More and more weather forecasters are convinced that the El Nino weather phenomenon (i.e. periodical warm ocean water temperatures off the western coast of South America that can cause climatic changes across the Pacific Ocean) is to return this year causing droughts in the key agricultural-producing countries.

    Lanjut baca ›

  • Inflasi di Indonesia Perlahan Meningkat Menjelang Bulan Ramadan

    Satu bulan menjelang bulan suci Ramadan, harga bahan makanan telah mulai naik. Sudah menjadi fenomena tradisional bahwa menjelang Ramadan (dan selama bulan ini dan dilanjutkan dengan perayaan Idul Fitri) inflasi memuncak karena orang-orang Indonesia menghabiskan lebih banyak uang untuk produk makanan (untuk berbuka puasa di malam hari setelah puasa berakhir setiap harinya) dan produk konsumen lainnya seperti pakaian dan sepatu. Meskipun begitu, beberapa kekuatiran telah muncul karena Peraturan Presiden tentang kontrol harga belum diterbitkan.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Rice Update: Joko Widodo Forced to Allow Rice Imports?

    In order to avert a spike in inflation and social unrest, Indonesian President Joko Widodo may feel forced to allow around 1.5 million metric tons of rice imports in 2015 as domestic prices of rice have been rising on sluggish local harvests. Moreover, an intensifying El Nino is expected to cause dry weather in the months ahead hence further jeopardizing rice productivity. These already tough conditions will be exacerbated by seasonal Islamic celebrations (Ramadan and Idul Fitri) that always trigger increased consumption of food products.

    Lanjut baca ›

  • Update Inflasi Indonesia: 0,36% Deflasi di Bulan Februari

    Pada 2 Maret 2015, Badan Pusat Statistik mengumumkan bahwa tingkat inflasi tahunan Indonesia menurun pada bulan Februari. Di bulan Februari, tingkat inflasi tahunan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara menurun menjadi 6,29% dari 6,96% pada bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena turunnya harga bahan bakar dan harga bahan makanan (terutama cabai) kendati adanya tekanan inflasi yang dipicu oleh tingginya harga beras. Pada periode antar bulan (month-to-month), Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,36% pada bulan Februari, setelah Januari 2015 juga mencatat deflasi bulanan.

    Lanjut baca ›

  • Update Inflasi Indonesia: Harga Beras Menyebabkan Tekanan Inflasi

    Tingkat inflasi di Indonesia diperkirakan makin menurun pada Februari 2015 karena harga bahan-bahan makanan menurun. Pengecualian ada pada harga beras. Harga beras telah meningkat 30% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 12 ribu per kilogram di bulan Februari. Harga beras yang lebih tinggi disebabkan karena banyaknya halangan dalam operasi-operasi untuk distribusi raskin dikombinasikan dengan musim panen yang terlambat di tahun ini (antara Maret dan Juni). Fluktuasi harga beras, makanan pokok untuk 250 juta penduduk Indonesia, memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat inflasi di Indonesia.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Rice

  • Stock Alert Indonesia: Shares Tiga Pilar Sejahtera Food Under Pressure

    Shares of food manufacturer Tiga Pilar Sejahtera Food fell almost 25 percent on Friday (21/07) after one of its subsidiaries is suspected of fraud. Allegedly, subsidiary Indo Beras Unggul (a rice trader) sold rice under the premium label, while it actually was the cheaper government-subsidized rice that was sold to consumers. Police raided a warehouse of Indo Beras Unggul in Bekasi (West Java) on Thursday evening (20/07), confiscating more than 1,000 tons of rice.

    Lanjut baca ›

  • Buyung Poetra Sembada's IPO on the Indonesia Stock Exchange

    Indonesian rice distributor Buyung Poetra Sembada targets to see a 25 percent year-on-year (y/y) growth of sales and net profit in 2017, supported by rising sales of its own brands as well as private labels. The company also targets to collect up to IDR 280 billion (approx. USD $21 million) through an initial public offering (IPO) on the Indonesia Stock Exchange in June 2017. Buyung Poetra Sembada will offer 700 million new shares, equivalent to nearly 30 percent of its enlarged capital, to the public.

    Lanjut baca ›

  • Economic Update Indonesia: November Inflation Expected at 0.2%

    After having experienced two consecutive months of deflation in September and October, Indonesia is expected to see inflation again in November, primarily on higher food prices (chicken meat and rice). Agus Martowardojo, Governor of Bank Indonesia, expects an inflation rate of 0.2 percent (month-on-month) in November. This would mean that inflation in full-year 2015 is likely to reach 3 percent (y/y), in line with earlier estimates and within - or perhaps slightly below - Bank Indonesia's target range of 3 - 5 percent (y/y) of inflation in 2015.

    Lanjut baca ›

  • Urban Lifestyle Indonesia: Consumption Wheat & Bread Products Rises

    Although most Indonesians still prefer to eat rice and noodles as part of their daily diet, an increasing number of Indonesians (particularly those who live in the urban environments and have adjusted to an ‘urban lifestyle’) have started to consume cereals and bread. In fact, Indonesia has become the world’s second-largest wheat importer and ranks among East Asia’s largest cereal importers. The country is dependent on these imports as domestic production of grains is close to zero (the climate doesn’t suit cultivation).

    Lanjut baca ›

  • Inflation Update Indonesia: "April Inflation Higher than Usual"

    Inflation in Indonesia is expected to accelerate to 6.80 percent year-on-year (y/y) in April 2015, from 6.38 percent y/y in the previous month, according to the central bank of Indonesia (Bank Indonesia). As global oil prices have somewhat recovered from their recent lows, they add inflationary pressures in Indonesia (higher transportation costs). On a month-on-month (m/m) basis, Indonesian inflation is expected to be around 0.35 percent in April. This figure would be in sharp contrast to ‘normal’ April inflation.

    Lanjut baca ›

  • Update Berita Indonesia: Inflasi Tetap Terkendali di 2015

    Menurut data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat inflasi bulanan sebesar 0,17% pada bulan Maret 2015. Ini adalah bulan pertama tahun ini Indonesia mencatat inflasi bulanan. Pada bulan Januari dan Februari, Indonesia mengalami deflasi masing-masing 0,24% dan 0,36% pada basis month-to-month (m/m). Inflasi Maret terutama disebabkan karena penyesuaian harga yang diatur: harga yang lebih tinggi dari bensin (oktan rendah), diesel, dan tabung gas elpiji 12 kg. Penyesuaian-penyesuaian ini dibutuhkan karena kenaikan harga minyak dan pelemahan rupiah.

    Lanjut baca ›

  • Agriculture in Indonesia: Update on Rice and Coffee Production

    Indonesia’s Agriculture Ministry estimates that Indonesia’s rice harvest will not be severely affected by the El Niño weather phenomenon this year. The Ministry expects to see a rice production of at least 70 million tons of unmilled rice in 2014, just 1.9 percent down from the 71.3 million tons of rice that was produced last year. Meanwhile, Indonesia may see a record coffee harvest in 2015 as recent rainfall in the important coffee-producing regions have supported the development of cherries.

    Lanjut baca ›